Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Rasanya, Setengah Jam Dalam Tenda Tempat Tinggal Sementara Warga Kampung Bayam yang Tergusur...

Kompas.com - 18/09/2023, 13:55 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit warga Kampung Bayam yang masih bertahan di dalam tenda beratap terpal biru di depan Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Mereka terpaksa mendirikan tenda sebagai tempat tinggal sementara karena tidak sanggup membayar kontrakan usai kediamannya tergusur untuk proyek JIS.

Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun rumah susun yang bernama Kampung Susun Bayam untuk tempat tinggal warga yang terdampak.

Baca juga: Tenda Bakal Dibongkar, Warga Kampung Bayam Bertahan dan Masih Perjuangkan KSB

Kendati demikian, Pemprov DKI sampai saat ini belum memberikan hunian tersebut sehingga warga terpaksa mendirikan tenda sambil menanti janji pemangku wilayah.

Padahal, masing-masing warga sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dan nomor hunian untuk tinggal di KSB.

Kompas.com berkesempatan menyambangi tenda warga Kampung Bayam yang berlokasi di Jalan Sunter Permai Raya pada Senin (18/9/2023) pukul 09.00 WIB.

Dari luar tenda, sekitar tempat tinggal mereka terlihat gersang karena tidak ada pepohonan. Sementara, JIS yang digadang-gadangkan sebagai tempat pertandingan Piala Dunia U17 2023 pada November 2023 mendatang itu berdiri gagah di belakang tenda.

Saat Kompas.com mulai memasuki tenda pada pukul 09.29 WIB, aroma masakan menyeruak karena seorang ibu rumah tangga (IRT) sedang menyiapkan makanan.

Baca juga: Gelisah Tendanya Akan Dibongkar, Warga Kampung Bayam: Harus Ada Solusi yang Benar

Namun, bau selokan juga terkadang terasa karena tenda ini berdiri di atas saluran air.

Sementara, warga lain terlihat bercengkrama. Namun, ada juga yang tengah tertidur pulas beralaskan kain meski hawa panas terasa saat matahari tepat "di atas" kepala.

Paul (58), salah satu warga Kampung Bayam mengungkapkan, terdapat tujuh kartu keluarga (KK) yang tinggal di dalam tenda.

Dari jumlah KK tersebut, terdapat anak yang masih bersekolah dan bahkan ada yang masih balita.

Di sisi bagian dalam tenda lain, terdapat satu ruangan sebagai tempat mandi cuci kakus (MCK).

Baca juga: Warga Kampung Bayam Harap-harap Cemas, Dapat Kabar Tendanya Bakal Dibongkar

Mereka memanfaatkan batas pagar besi JIS untuk menjemur pakaian. Namun, ada juga pakaian kotor warga yang digantungkan di tali tambang.

Warga Kampung Bayam yang masih bertahan dengan mendirikan tenda di dekat Jakarta International Stadium (JIS). KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Warga Kampung Bayam yang masih bertahan dengan mendirikan tenda di dekat Jakarta International Stadium (JIS).

Warga menyekat setiap kamar dengan sehelai kain sehingga ruang privasi masih terasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com