Sayangnya, tenda warga Kampung Bayam sudah terlihat memprihatinkan. Pasalnya, terpal biru untuk atap mereka berlindung dari hujan atau panas matahari sudah banyak yang robek.
Bahkan, beberapa hari lalu, ada terpal yang terbang karena tertiup angin. Kerangka bambu menjadi sangat jelas terlihat. Sinar matahari pada pagi itu memancar ke dalam tenda.
"Terpalnya terbang, sudah hancur gara-gara tertiup angin. Pengin beli terpal saja, duitnya enggak ada," kata warga bernama Toiroh saat ditemui Kompas.com, Senin.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Tagih Janji: Katanya Dulu Bakal Dipekerjakan di JIS
Tidak terasa sudah setengah jam saya berada di dalam tenda. Keringat tanpa sadar mengalir deras di dahi.
Beberapa kali saya mengelap keringat menggunakan punggung tangan saat berbincang dengan Toiroh.
Mengenai hawa panas yang mereka rasakan setiap hari, mereka nampak sudah terbiasa. Bahkan, warga dan balita masih bisa tidur lelap.
Di tempat tinggal sementara ini, warga Kampung Bayam menyambung hidup dengan membuka warung kelontong, warung kopi, dan warung makan.
Mereka menjual bensin eceran pertalite dengan harga Rp 13.000 per liter.
Di sebelah kiri tenda ini, terdapat sejumlah pekerja yang sedang merapikan saluran air.
Baca juga: Sikap Warga Kampung Bayam Tolak Berbagai Tawaran Pemprov, Bersikukuh Ingin Tinggal di Kampung Susun
Beberapa meter sebelah kanan dari tenda, terdapat rel kereta api jurusan Stasiun Ancol-Stasiun Tanjung Priok dan sebaliknya.
Tepat di depan tenda, Jalan Sunter Permai Raya, tempat sejumlah kendaraan bermotor, mobil, truk kontainer melintas sehari-hari.
Belakang ini, warga Kampung Bayam harap-harap cemas. Pasalnya, pihak Kelurahan Papanggo akan segera membongkar tenda mereka karena berdiri di atas saluran air dan dianggap bangunan liar.
Senin pagi pukul 07.00 WIB, warga Kampung Bayam mendatangi Kelurahan Papanggo dan bertemu Lurah Tomi Haryono. Hasil pertemuan menunda penertiban sampai Jumat (22/9/2023).
Sebagai informasi, warga Kampung Bayam sejatinya merupakan penghuni KSB. Namun, KSB masih belum bisa dihuni hingga saat ini.
Salah satu BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo alias Jakpro, merupakan pengelola sekaligus pemilik aset KSB. Namun, lahan tempat KSB itu berdiri merupakan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI Tawari Warga Kampung Bayam Pindah dan Berwirausaha di Rusunawa Nagrak