JAKARTA, KOMPAS.com - Terpal tenda warga Kampung Bayam terbang tertiup angin.
Akibatnya, batu dan batang bambu untuk menopang terpal tenda hampir menimpa seorang bali yang tengah tertidur.
Toiroh (51), salah satu warga Kampung Bayam yang tinggal di tenda mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu.
Kompas.com awalnya bertanya kepada Toiroh mengapa sebagian terpal berwarna biru yang diperuntukan untuk atap tenda itu tidak ada.
"Terpalnya terbang, sudah hancur gara-gara tertiup angin. Pengin beli terpal saja, duitnya enggak ada," kata Toiroh saat ditemui Kompas.com di tenda yang berdiri di depan Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (18/9/2023).
"Enggak kena (cucu saya), cuma hampir kena. Batunya jatuh. Kan ada yang buat menindihkan terpal (buat) kalau takut (terbang terpalnya) kena angin," ujar Toiroh melanjutkan.
Beruntung, cucunya yang masih balita itu masih diselamatkan Yang Maha Kuasa.
"Sudah disingkirkan (cucu saya), baru jatuh. Kalau belum (disingkirkan), kena kali kepala. Ini, di sini, bambunga jatuh," ucap Toiroh.
Saat kejadian, Toiroh tidak berada di samping cucunya. Namun, ia langsung menghampiri setelah mendengar balita itu menangis.
"Nangis kejer. Kirain kenapa, enggak tahunya (ada) bambu di sampingnya. Untung masih dilindungi sama Yang Kuasa," imbuh Toiroh.
"Bambu sudah jatuh di sini. Dia (cucu saya) kaget, nangis. Kata saya, 'kenapa ya cucu saya. Apa terinjak gara-gara anak-anak pada main'. E ggak tahunya ada bambu jatuh," lanjutnya.
Baca juga: Gelisah Tendanya Akan Dibongkar, Warga Kampung Bayam: Harus Ada Solusi yang Benar
Sebagai informasi, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Warga sudah tinggal di tenda sejak November 2022. Mereka mengaku tidak sanggup membayar kontrakan dan menolak untuk pindah ke Rusunawa Nagrak.
Warga Kampung Bayam sejatinya merupakan penghuni Kampung Susun Bayam (KSB). Namun, KSB masih belum bisa dihuni hingga saat ini.
Salah satu BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo alias Jakpro, merupakan pengelola sekaligus pemilik aset KSB.
Namun, lahan tempat KSB itu berdiri merupakan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Ditanya Nasib Warga Kampung Bayam, Heru Budi: Tanya Biro Hukum
Vice President Corporate Secretary PT Jakpro Syachrial Syarif berdalih, Pemprov DKI Jakarta hingga saat ini belum memberikan legalitas secara resmi kepada Jakpro untuk mengelola KSB.
Alhasil, warga Kampung Bayam belum bisa menghuni KSB.
"Yang jelas, kami masih berdiskusi dengan dinas di Pemprov (DKI) untuk memberikan legalitas ke kami untuk menyewakan (KSB)," ujar Syachrial, Senin (20/2/2023).
Di sisi lain, kata Syachrial, Jakpro juga harus mengetahui sampai kapan BUMD DKI Jakarta itu harus mengelola KSB.
Sebab, kepemilikan bangunan KSB beserta lahan tempat berdirinya rusun tersebut berbeda.
"Kalau kami bilangnya bukan kendala, tapi lebih kepada proses legalisasi," tutur Syachrial.
"Siapa yang pengelola sebenarnya dan sampai kapan pengelolaan itu, karena kepemilikan lahan dan gedung itu kan kepemilikannya berbeda," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.