Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Kampung Bayam Terancam Tergusur, Tenda Bakal Dibongkar, Hunian Tak Kunjung Diberi

Kompas.com - 19/09/2023, 05:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Bayam tengah dilanda kegelisahan karena tenda yang mereka dirikan sejak November 2022 sebagai tempat tinggal sementara bakal dibongkar.

Tenda beratap terpal berwarna biru itu sengaja mereka dirikan di depan Jakarta International Stadium (JIS) sambil menunggu pemberian kunci hunian Kampung Susun Bayam (KSB).

Tepatnya di Jalan Sunter Permai Raya, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, persis beberapa meter di samping rel kereta api tujuan Stasiun Ancol - Stasiun Tanjung Priok atau sebaliknya.

Warga Kampung Bayam merupakan korban dari pembebasan lahan akibat proyek JIS. Mereka dijanjikan akan menghuni KSB.

Baca juga: Tenda Warga Kampung Bayam Segera Dibongkar demi Piala Dunia U-17 di JIS

Nomor unit berdasarkan hasil kocokan dan Surat Keputusan (SK) untuk tempat tinggal mereka sudah dipegang. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak kunjung memberikan kunci unit KSB terhadap warga Kampung Bayam.

Mereka yang mendirikan tenda mengaku tidak memiliki cukup uang untuk mengontrak dan menolak penawaran Pemprov DKI Jakarta untuk menghuni Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.

Minawati, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) yang mewakili warga Kampung Bayam, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan pernah mau mengalah.

"Dalam arti kata, hak yang sudah kami dapatkan dibiarkan begitu saja, kami enggak mau. Kecuali, ini dari awal memang bukan milik warga Kampung Bayam, kami pasti mengalah," kata Minawati saat ditemui di depan tenda warga Kampung Bayam, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Curhat Warga Kampung Bayam, Tak Mampu Beli Tenda Baru dan Sulit Bayar SPP Anak

"Ini kan dari awalnya memang untuk warga Kampung Bayam, untuk mereka yang terdampak (dari pembebasan lahan proyek JIS). Kenapa sudah diresmikan, sudah tinggal menerima kunci, malah kayak begini?" imbuh dia.

Bakal dibongkar

Fidel, salah satu warga Kampung Bayam, mengabarkan bahwa Kelurahan Papanggo akan melaksanakan pembongkaran terhadap tenda, Senin (18/9/2023) pukul 09.00 WIB.

Saat Kompas.com menyambangi pada waktu tersebut, sejumlah warga Kampung Bayam tengah berdiri di depan tenda. Mereka kompak mengenakan kaus biru.

“Memang kami mendengar kabar dari Kelurahan bahwa, tempat kami, tenda ini akan digusur atau ditertibkan,” kata Paul (58), warga Kampung Bayam yang lain.

Pembongkaran ini menyusul imbauan dari Lurah Papanggo, Tomi Haryono, yang tertuang dalam surat bernomor 312/AT.13.00.

Baca juga: Kampung Susun Bayam Sudah Tidak Teratur, Kalau Ada Penghuninya Pasti Cakep

Tujuan surat pemberitahuan yang terbit pada 15 Agustus 2023 tersebut tertulis, “Yth. Para Pemilik Bangunan Liar & Lapak Usaha di Jalan Sunter Permai Raya sisi Timur Kelurahan Papanggo.”

Dalam surat tersebut, Tomi meminta agar warga Kampung Bayam membongkar secara mandiri bangunan tersebut.

Akan tetapi, Tomi memperingatkan, jika warga Kampung Bayam tidak mengindahkan imbauan ini maka akan dilakukan penertiban secara terpadu oleh aparat terkait.

Masih di dalam surat tersebut, Tomi mengingatkan bahwa segala risiko hingga kerugian dari penertiban tenda apabila tidak diindahkan akan menjadi tanggung jawab warga Kampung Bayam.

Diberikan waktu

Pada Senin pukul 07.00 WIB, warga Kampung Bayam mendatangi Kelurahan Papanggo untuk menemui Tomi.

Baca juga: Begini Rasanya, Setengah Jam Dalam Tenda Tempat Tinggal Sementara Warga Kampung Bayam yang Tergusur...

Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Tomi memberikan waktu warga Kampung Bayam sampai anak sekolah selesai ujian untuk membongkar tenda yang mereka dirikan di depan JIS.

"Intinya begini. Tadi mereka datang ke tempat kami, di Kelurahan bahwasanya terkait dengan kegiatan anak-anak sekolah, ada ujian,” ungkap Tomi usai rapat koordinasi kecamatan di Kantor Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.

“Nah, memohon kepada Kelurahan, kepada saya, kalau bisa ditangguhkan selepas mereka ujian," ungkap dia lagi.

Bangun trotoar untuk Piala Dunia U-17

Tomi tidak menampik adanya kepentingan Piala Dunia U-17 di JIS berkait pembongkaran tenda yang diharapkan dapat dilakukan secara mandiri.

“Ya tentunya (persiapan Piala Dunia U-17), semuanya itu berkesinambungan," tegas Tomi.

Baca juga: Tenda Bakal Dibongkar, Warga Kampung Bayam Bertahan dan Masih Perjuangkan KSB

"Artinya, merapikan lapangan, wilayah, tentunya. Kan dari kemarin pembangunan stadion sudah, sekarang jalannya sudah diperbagus, sekarang tahapan pembangunan trotoarnya," lanjutnya.

Saat ditanya mengapa tenda tersebut harus dibongkar, Tomi mengungkapkan bahwa saat ini Dinas Bina Marga DKI Jakarta dalam proses membangun trotoar di sekitar JIS.

“Iya, yang jelas, karena ada proyek. Di situ, di lapangan, ada kegiatan pembangunan trotoar yang sedang dikerjakan," tuturnya.

Ke mana setelah dibongkar?

Serupa dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta, Tomi menawarkan warga Kampung Bayam untuk menempati rumah susun yang tersedia di Jakarta Utara.

Baca juga: Warga Kampung Bayam Harap-harap Cemas, Dapat Kabar Tendanya Bakal Dibongkar

“Kami sudah menawarkan kepada warga untuk bisa pindah ke rusun-rusun yang ada di wilayah Jakarta Utara. Kami menawarkan. Setiap kali saya ke sana, sudah dipersuasikan,” ungkap Tomi.

“Intinya mereka kita tawarkan untuk masuk ke rusun-rusun yang ada di tempat kami yang ada di Jakarta Utara,” ujar dia.

Minawati menegaskan, warga Kampung Bayam tetap bertahan di tenda. Mereka hanya ingin menempati hunian KSB yang sudah berdiri tegak di dekat JIS tersebut.

“Bertahan,” singkat Minawati.

"Kami harus bisa masuk ke dalam (KSB). Kalaupun kami harus ke mana (rumah susun lain), itu enggak mungkin. Karena hak kami sudah di situ (KSB)," ujar Minawati

Minawati merasa yakin bahwa mereka memiliki hak untuk tinggal di kampung susun. Pasalnya, warga Kampung Bayam sudah mendapatkan SK dan nomor unit untuk menghuni KSB.

"Saya sudah bilang sama Pak Lurah, saya sudah jelaskan begitu. Ada apa? Kalau pun kami memang harus ditertibkan, harus ada solusi yang benar dulu, jangan main orang dipindahkan begitu saja. Karena mereka sudah punya hak atau SK," tutur Minawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com