JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik antara warga dengan perusahaan swasta soal pembangunan gorong-gorong di RT 004, RW 002, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, disebut terjadi karena miskomunikasi.
Saluran air itu dianggap dibangun secara sepihak, termasuk di tanah milik warga bernama Rafael.
Lurah Kedoya Selatan Aryan Syafari menjelaskan, kesalahpahaman terjadi karena surat izin pembangunan tak sampai ke tangan pemilik tanah.
Baca juga: Warga Kebon Jeruk Tolak Proyek Gorong-gorong Dekat Rumahnya, Sebut Itu Dibangun Sepihak
"Surat ini isinya untuk menyelesaikan apabila di warga ini ada yang terganggu yang secara fisik bangunan atau lingkungannya itu mereka akan ganti," ujar Aryan saat ditemui di Kedoya Selatan, Senin (18/9/2023).
"Mereka akan selesaikan, perbaiki. Permasalahannya itu saja," lanjut dia.
Ia berkata, sosialisasi kepada warga sesungguhnya telah dilakukan.
Namun, beberapa warga yang terdampak menolak pembangunan. Sehingga, pihak kelurahan akhirnya turun tangan untuk memediasi.
"Kami sudah lakukan tiga kali mediasi dengan satu kali dihadiri oleh pihak keluarga pak Rafael, dari pihak PT juga mereka sudah hadir," jelas Aryan.
Mediasi ini pun tetap mandek dan warga bersikukuh menolak adanya saluran air yang dibuat di tanah milik mereka. Aryan mengaku tak bisa memastikan soal kepemilikan tanah.
Baca juga: Hilang di Kebon Jeruk, Motor Wartawan yang Digondol Maling Dikembalikan Polisi
"Kami menawarkan ke keluarga Pak Rafael kalau memang ingin terus terkait masalah tanah di sini, dengan bukti kepemilikan," ungkap dia.
Solusi lainnya, menurut Aryan, warga juga dapat menempuh jalur hukum.
Diberitakan sebelumnya, warga bernama Elta (34) menilai pembangunan gorong-gorong dilakukan secara sepihak.
Padahal, tak semua warga menerima pembangunan saluran air yang sebelumnya biasa dipergunakan untuk jalanan umum.
"Kami enggak terima karena ini jalan buntu, jalan umum sebelum proyek itu. Sudah ada beberapa mediasi memang dari kelurahan kalau enggak salah tiga kali," ujar Elta.
"Kami sempat datang sekali, tetapi mandek karena menurut kami pihak kelurahan lebih berpihak mereka, malah mengajak adu data," imbuh dia.
Baca juga: Seorang Lansia di Kebon Jeruk Ditemukan Tewas, Tetangga: Saya Kaget