Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Proyek Buka Suara Soal Gorong-gorong di Kebon Jeruk yang Disebut Dibangun Sepihak

Kompas.com - 22/09/2023, 09:27 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik proyek buka suara soal gorong-gorong yang disebut dibangun secara sepihak di kawasan rumah warga di Jalan Adhi Karya I, RT 004 RW 002, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Pembangunan itu ternyata bukan merupakan proyek dari PT Unifam, melainkan hibah dari sang pendiri perusahaan yakni Susylia Sukana.

"Sehubungan dengan adanya informasi dan pernyataan yang mengaitkan nama PT Unifam, kami memastikan bahwa pekerjaan pembangunan saluran air tersebut bukan proyek dari PT Unifam," ujar Juru Bicara Susylia, Windy Prastiwi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/9/2023) malam.

Baca juga: Pembangunan Gorong-gorong di Kebon Jeruk Jadi Polemik, Disebut karena Miskomunikasi

Windy menjelaskan, saluran air itu dibangun di atas tanah milik Susylia. Pihaknya pun mengaku telah menyosialisasikan pembangunan tersebut, kepada warga yang rumahnya berada di sekitar sebidang tanah Susylia.

"Sosialiasi secara door-to-door sebanyak tiga kali dengan disaksikan oleh Ketua RT dan RW, pertemuan yang diselenggarakan oleh RW setempat sebanyak satu kali," ungkap Windy.

"Maupun mediasi yang diselenggarakan oleh kelurahan setempat sebanyak tiga kali, terhitung sejak bulan Mei sampai dengan bulan September 2023," lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya, warga bernama Elta (34) menyebut sebagian tanah milik ayahnya dikeruk untuk membangun gorong-gorong. Dia pun menilai, proyek ini dilakukan secara sepihak padahal tidak semua warga terdampak menerimanya.

Baca juga: Warga Kebon Jeruk Tolak Proyek Gorong-gorong Dekat Rumahnya, Sebut Itu Dibangun Sepihak

"Kami enggak terima karena ini jalan buntu, jalan umum sebelum proyek itu. Sudah ada beberapa mediasi memang dari kelurahan kalau enggak salah tiga kali," jelas Elta saat ditemui di kediamannya, Senin (18/9/2023).

"Kami sempat datang sekali, tetapi mandek karena menurut kami pihak kelurahan lebih berpihak mereka, malah mengajak adu data," imbuhnya.

Elta berujar, beberapa pekerja yang kerap bolak-balik untuk memonitor pembangunan gorong-gorong mengaku sebagai karyawan PT Unifam.

Kata dia, proyek gorong-gorong itu disebut dibangun untuk sarana olahraga terpadu sekaligus mencegah banjir. Kendati demikian, ia merasa tak pernah ada masalah terkait banjir di wilayahnya.

"Kami melayangkan somasi ke pihak swasta tersebut, proyek tanggal 12 itu dihentikan dari pihak sana sampai ada adu data," ucap Elta.

Kemudian, pada Sabtu (16/9/2023) lalu, sejumlah petugas datang dan mengeruk lahan tersebut untuk dijadikan saluran air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com