JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Bayam mengeluhkan jarak dari Rusunawa Nagrak menuju kawasan Jakarta International Stadium (JIS) yang terbilang jauh dan memakan waktu.
Keluhan tersebut disampaikan setelah warga Kampung Bayam survei ke Rusunawa Nagrak pada Kamis (22/9/2023) menggunakan mikrotrans JakLingko.
"Iya, (kemarin survei sama anak-anak), kami mau lihat lokasi jarak dari sini (daerah JIS) ke sana (Nagrak) atau sebaliknya itu berapa jam. Nah, kami itu sampai jam 15.00 WIB lho," ujar Minawati kepada Kompas.com, Sabtu (23/9/2023).
Waktu tersita paling lama menunggu mikrotrans. Sebab, armada mikrotrans kurang banyak sehingga harus berebut dengan warga di sana.
Baca juga: Bersedia Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam Ajukan Syarat ke Pemprov DKI
"Setengah jam, setengah jam gitu. Jadi, tiga jam ya, mungkin sisanya itu sama menunggu mobil (JakLingko)," ucap Minawati.
"Iya (JakLingko), jadi dari JIS ke Tanjung Priok dulu, nanti naik lagi ke arah Semper Timur, nanti baru naik ke Nagrak. Coba bayangkan," tutur Minawati lagi.
Dengan begitu, Minawati menyebut warga Kampung Bayam tidak sanggup karena banyak anak yang masih bersekolah di sekitar JIS.
Oleh karena itu, warga Kampung Bayam membuat persyaratan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta apabila ingin memindahkan mereka ke Rusunawa Nagrak.
"Makanya kami mau bikin surat perjanjian itu, saya enggak mau dengan ucapan, kami maunya dengan perjanjian hitam di atas putih," kata Minawati.
Baca juga: Pilih Bertahan di Tenda, Warga Kampung Bayam Sebut Ada Kesepakatan dengan Lurah
"Iya (mau pindah ke Rusunawa Nagrak asal ada perjanjian hitam di atas putih), dengan persyaratan yang kami tentukan, dengan perjanjian yang kami tentukan," tutur Minawati.
Kemudian, Minawati membeberkan persyaratan apa saja yang telah disiapkan warga Kampung Bayam untuk Pemprov DKI Jakarta.
Pertama, menyiapkan mobil untuk warga Kampung Bayam pindahan dari tenda ke Rusunawa Nagrak.
Kedua, Pemprov DKI Jakarta harus menyiapkan bus sekolah untuk mengantarkan dan menjemput anak sekolah dari Nagrak ke tempat pendidikan yang berlokasi di sekitar JIS.
"Ketiga, kita pindah sementara, bukan menjadi warga asli. Terus, tidak ada pergantian identitas dan biaya retribusi rumah susun," ungkap Minawati.
Baca juga: Dirayu Buat Pindah, Perwakilan Warga Eks Kampung Bayam Diajak Survei Rusun
Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka warga Kampung Bayam tetap menolak pembongkaran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.