Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangkan Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Sekadar Runtuhkan Bangunannya

Kompas.com - 24/09/2023, 11:12 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan bangunan liar yang berada di di Gang Royal, RW 13, Kelurahan Penjaringan, Penjaringan, Jakarta Utara, dirobohkan oleh petugas gabungan pada Rabu (20/9/2023).

Lebih dari 150 bangunan liar semipermanen yang ada di Gang Royal dirobohkan karena terindikasi kerap menjajakan perempuan malam setiap harinya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin memastikan tak akan ada relokasi bangunan yang menyediakan perempuan malam itu. Terlebih, wilayah itu memiliki angka kriminalitas yang tinggi.

Baca juga: Kisah Prostitusi Gang Royal Bantu Rakyat Miskin, Mirip dengan Cerita di Era Ali Sadikin

Petugas tetap akan disiagakan pasca penertiban agar bangunan liar tak lagi menjamur di lokasi milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) tersebut.

"Kami akan kembali komunikasikan dengan PT KAI mau ditata seperti apa kawasan ini. Kalau fungsinya RTH (ruang terbuka hijau), ya bersama-sama kita jadikan RTH dengan menanami pohon,” ungkap Arifin, Rabu.

Meresahkan warga setempat

Adapun praktik prostitusi di Gang Royal disebut sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, tidak sedikit warga disebut sudah mengetahui dan bukan rahasia umum bagi masyarakat setempat.

"Tahu (kalau Gang Royal tempat lokalisasi), memang tahu. Bukan rahasia umum lagi, memang tahu," kata salah satu warga berinisial DA saat ditemui Kompas.com pada Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Satpol PP DKI: Tak Ada Relokasi untuk Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal

Menurut DA, bangunan berupa kafe tersebut hanyalah kedok semata. Para pemilik diduga menyediakan perempuan untuk pria hidung belang setiap harinya.

"Dulu asalnya dekat Erajaya, di situ ada tempat, (yang punya namanya) Wiwi. Terus dibongkar atau dijual gitu, nah, dia pindah ke sini (Gang Royal)," tutur pria kelahiran 1961 itu.

Seorang warga RW 013 Kelurahan Penjaringan bernama Musthofa turut membenarkan bahwa pemilik bangunan liar di Gang Royal karap menjajakan perempuan malam.

Kondisi itu dikhawatirkan Musthofa karena berdampak negatif dengan kesehatan, psikologis warga, utamanya masa depan anak yang hidup di RW 013 Kelurahan Penjaringan.

Baca juga: Ironi di Gang Royal, Saat Warga Tak Mampu Dapat Bantuan dari Lokalisasi

"Sudah berulang kali terungkap adanya kasus human trafficking anak di bawah umur makanya kami bersurat agar Pemprov DKI Jakarta dapat menindaklanjutinya,” ucap Musthofa.

Tak bisa sekadar robohkan bangunan

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, menilai penggusuran kawasan lokalisasi di Gang Royal tidak menyelesaikan permasalahan.

Menurut dia, akar permasalahan dari Gang Royal adalah kemiskinan akut di Ibu Kota. Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memberdayakan para pekerja seks komersial (PSK).

"Mereka (lokalisasi di Gang Royal) ditutup, tetapi selain itu dikasih solusi, diberikan pekerja, diarahkan keterampilannya," ucap Rakhmat.

Baca juga: Warga Penjaringan Bisa Kumpulkan Rp 15 Juta Tiap Bulan dari Pemilik Kafe Lokalisasi Gang Royal

Dia menilai, permasalahan lokalisasi di Gang Royal ini merupakan dampak ditutupnya praktik prostitusi di Kramat Tunggak dan Kalijodo.

"Nah, ini kalau tidak di-handle dengan komprehensif, pendekatan sosial, pendekatan ekonomi, ini akan menjadi masalah baru di kemudian hari," kata dia.

(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Ihsanuddin, Fabian Januarius Kuwado)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com