JAKARTA, KOMPAS.com - CCTV yang berada tepat di depan Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dalam keadaan mati total.
Pos Spion itu adalah lokasi CHR (16), putera perwira menengah (Pamen) TNI AU, ditemukan tewas terpanggang pada Minggu (24/9/2023) malam.
"CCTV yang posisinya berada di depan TKP, atau yang mengarah langsung, tidak berfungsi," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leo Simarmata di Polres Metro Jakarta Timur, Jumat (29/9/2023).
Baca juga: Sederet Fakta Anak Perwira TNI AU Tewas di Ring 1 Lanud Halim, Jasad Terbakar dan Dada Dibacok
Ia menegaskan, CCTV itu memang sudah tidak berfungsi sejak lama dan bukan sengaja dirusak oleh oknum tertentu.
Meski demikian, ada empat kamera CCTV di titik lain yang berhasil merekam gerak-gerik CHR sebelum ia tewas.
Sebelumnya, para penyidik telah mengidentifikasi 18 kamera CCTV milik TNI AU di sekitar Pos Spion.
Usai identifikasi dan analisa rekaman dilakukan, hanya empat kamera CCTV yang berhasil merekam gerak-gerik CHR, serta momen-momen sebelum dan sesudah CHR ditemukan tewas terpanggang.
"Dari empat CCTV yang kami sampaikan merekam kegiatan korban, korban (berada di kawasan Pos Spion) sendiri. Kami sudah tarik (rekaman) sebelum dan sesudah (peristiwa)," ungkap Leo.
Baca juga: Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim
Dalam rekaman yang berhasil diperoleh polisi, terlihat bahwa CHR datang sendiri ke Pos Spion menggunakan sepeda.
Sementara itu, barang bukti yang ditemukan oleh polisi dibawa CHR menggunakan ransel.
Leo menegaskan, saat ini pihaknya beserta tim Puslabfor Bareskrim Polri, Subdirektorat Jatanras Polda Metro Jaya, dan Satuan POM Lanud Halim Perdanakusuma, masih berupaya memecahkan kasus tersebut.
Sebelumnya diberitakan, jasad CHR ditemukan di Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu malam.
Ketika ditemukan, tubuh anak Pamen TNI AU itu dalam keadaan terpanggang.
Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan pada Senin (25/9/2023) pagi, pihak kedokteran forensik menemukan tanda-tanda penganiayaan.
"Dari hasil otopsi, memang kami dapatkan tanda-tanda penganiayaan. Tanda-tanda penganiayaan berupa luka-luka (bacok) pada dada," terang Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramatjati, Brigjen Pol Hariyanto, Selasa (26/9/2023).
Ia melanjutkan, proses otopsi sudah selesai setelah ditemukan adanya kemungkinan penganiayaan pada CHR.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.