Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Herpetologi: Ular Sanca Bertahan di Rumah Kosong karena Suhu Panas atau Baru Menetas

Kompas.com - 01/10/2023, 16:24 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Herpetologi (ilmu zoologi yang mempelajari reptil dan amfibi) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy mengungkapkan, ada dua kemungkinan yang menyebabkan belasan ular sanca kembang bertahan di rumah terbengkala, di Matraman, Jakarta Timur. Diketahui, rumah berlokasi di RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan itu, sudah kosong sekitar 15 tahun.

"Di musim yang panas ini, ular akan mencari tempat yang cenderung lebih lembap, dan dingin. Dan itu ada di rumah-rumah kosong yang lembap," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).

Baca juga: Ular Sanca Berkembang Biak di Jakarta, Tempat Lembab dan Gelap jadi Favoritnya

Ia menuturkan, ular sanca kembang adalah hewan berdarah dingin. Artinya, mereka lebih aktif pada malam hari. Suhu pada siang hari terlalu panas dan berada di luar batas toleransi bagi ular untuk aktif.

Bahkan, suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan seekor ular sanca kembang mati.

Oleh karena itu, mereka akan mencari tempat yang tidak panas. 

"Kalau suhu terlalu panas, ular bisa mati. Otomatis, ular akan berkelompok mencari tempat di situ (area gelap dan lembab) untuk kenyamanan melalui saluran-saluran air," terang Amir.

"Jadi, kalau ular sanca menumpuk di Matraman, kemungkinannya itu. Karena memang suhu panas, dan di situ menyediakan shelter yang lembab dan dingin," imbuh dia.

Ditemukan telur ular menetas

 

Amir menerangkan, biasanya, telur ular menetas sekitar November dan Desember. Sehingga, Agustus dan September bukan musim anakan ular menetas.

 

Dia menambahkan, pada November-Desember merupakan musim induk ular mencari tempat untuk meletakkan telurnya. Umumnya, ular sanca kembang memerlukan lubang pada tanah yang lembap. Bisa pula lubang di saluran yang gelap dan lembap, tetapi tidak terendam air.

Biasanya, jumlah telur yang diletakkan oleh ular sanca kembang berkisar antara 20 sampai 40 butir.

"Kalau ada anakan, misalnya menemukan anakan yang ukurannya sama, maka kemungkinan di situ (rumah terbengkalai) tempat ular menetas, kemudian anaknya menyebar ke mana-mana," Amir berujar.

Baca juga: Perkara Ancaman Ular dari Rumah Terbengkalai Matraman yang Tak Kunjung Usai

"Jadi, ada dua penjelasan yang berbeda. Satu, (rumah terbengkalai) menyediakan shelter karena panas. Dua, hasil lepasan. Misalnya di sekitar situ pernah ada induk ular meletakkan telur, dan anakannya baru menetas kemudian berkumpul di satu tempat," kata dia.

Meski demikian, sejauh ini, ukuran ular sanca kembang yang telah ditangkap warga di sana, berkisar 1,5 meter sampai 4 meter.

Ada sekitar dua ular yang berukuran 4 meter, dan ada pula yang berukuran 3,5 meter.

Sebelumnya diberitakan, warga RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, menangkap belasan ular sanca kembang sejak Agustus 2023.

Baca juga: Warga Protes karena Pemilik Rumah yang Diduga Jadi Sarang Ular Larang Bongkar Plafon dan Septic Tank

Sampai saat ini, sudah ada 17 ular yang berhasil diamankan. Namun, penyisiran terus dilakukan guna memastikan tidak ada ular yang menyisa.

Warga setempat sudah berupaya meminta pemilik rumah, kini tinggal di luar Jakarta Timur, untuk mengizinkan pembongkaran plafon dan septic tank.

Sebab, dua titik itu dicurigai warga sebagai sarang ular. Meski demikian, pertemuan antara perwakilan warga, pemilik rumah, dan pihak-pihak terkait masih alot.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Hadapi Banjir hingga Perubahan Iklim, Heru Budi dan Wali Kota Melbourne Jajaki Rencana Kerja Sama

Hadapi Banjir hingga Perubahan Iklim, Heru Budi dan Wali Kota Melbourne Jajaki Rencana Kerja Sama

Megapolitan
Optimis Prabowo-Gibran Bisa Menang Satu Putaran, AHY: Harus Kompak dan Kerja Keras

Optimis Prabowo-Gibran Bisa Menang Satu Putaran, AHY: Harus Kompak dan Kerja Keras

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Acara Perayaan Tahun Baru 2024 di Jalan Sudirman hingga Kawasan Monas

Pemprov DKI Siapkan Acara Perayaan Tahun Baru 2024 di Jalan Sudirman hingga Kawasan Monas

Megapolitan
Hujan Lebat di Jakarta, Status Pos Angke Hulu Siaga 3

Hujan Lebat di Jakarta, Status Pos Angke Hulu Siaga 3

Megapolitan
Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa, Rihani Divonis Tiga Tahun Penjara

Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa, Rihani Divonis Tiga Tahun Penjara

Megapolitan
Mahfud MD Berkunjung ke MTS di Bekasi, Warga Harap Kampungnya Jadi Makin Maju

Mahfud MD Berkunjung ke MTS di Bekasi, Warga Harap Kampungnya Jadi Makin Maju

Megapolitan
Kasus Pneumonia Anak Meningkat, Kapan Orangtua Perlu Waspada?

Kasus Pneumonia Anak Meningkat, Kapan Orangtua Perlu Waspada?

Megapolitan
DPRD DKI Larang Pemprov Pakai Gedung Sekolah untuk Gudang Logistik Pemilu 2024

DPRD DKI Larang Pemprov Pakai Gedung Sekolah untuk Gudang Logistik Pemilu 2024

Megapolitan
Mahfud MD Kunjungi MTS di Bekasi, Warga Bersorak 'Ganjar-Mahfud'

Mahfud MD Kunjungi MTS di Bekasi, Warga Bersorak "Ganjar-Mahfud"

Megapolitan
Rihana Divonis Empat Tahun Penjara, Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa

Rihana Divonis Empat Tahun Penjara, Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa

Megapolitan
Walkot Jaksel Bakal Sewa Gedung untuk Gudang Logistik Pemilu 2024 di Mampang dan Kebayoran Lama

Walkot Jaksel Bakal Sewa Gedung untuk Gudang Logistik Pemilu 2024 di Mampang dan Kebayoran Lama

Megapolitan
IPW Desak Polisi Tahan Firli Bahuri Usai Pemeriksaan Kedua

IPW Desak Polisi Tahan Firli Bahuri Usai Pemeriksaan Kedua

Megapolitan
Tertangkapnya Tiga Buruh Pengeroyok Sopir Truk Saat Demo UMK di Cikarang, Para Pelaku Terancam 5 Tahun Penjara

Tertangkapnya Tiga Buruh Pengeroyok Sopir Truk Saat Demo UMK di Cikarang, Para Pelaku Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Mahfud MD Kunjungi MTS di Bekasi, Warga Berkerumun Ingin Lihat Cawapres

Mahfud MD Kunjungi MTS di Bekasi, Warga Berkerumun Ingin Lihat Cawapres

Megapolitan
Vandalisme Penempelan Stiker Caleg Diduga Banyak Terjadi di Bus TransJakarta

Vandalisme Penempelan Stiker Caleg Diduga Banyak Terjadi di Bus TransJakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com