Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Satpam SMAN 6 Jakarta

Kompas.com - 01/10/2023, 21:53 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang satpam bernama Cecep Kohar mengembuskan napas terakhirnya usai memadamkan api yang membakar panel listrik di SMAN 6 Jakarta, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2023).

Kapolsek Metro Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno menyebut pihak keluarga menolak proses otopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Mereka menolak karena telah menerima semua kejadian ini dengan ikhlas.

"Keluarga korban menganggap peristiwa ini sebagai musibah. Mereka sudah ikhlas. Makanya keluarga menolak otopsi," ujar Tribuana saat dihubungi, Minggu (1/10/2023).

Baca juga: Pagi Mencekam di SMAN 6 Jaksel: Ruang Panel Listrik Terbakar Diduga akibat Korsleting, Satpam Sekolah Meninggal

Sebagai informasi, kematian Cecep masih menyisakan tanda tanya. Sebab, ada dua faktor yang disinyalir menjadi pemicu tewasnya satpam yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun tersebut.

Pertama, Cecep diduga tewas karena keracunan gas karbon dari Alat Pemadam Api Portable (APAP) yang sudah kedaluwarsa.

Di lain sisi, terdapat dugaan juga, Cecep meninggal karena terlalu banyak menghirup asap kebakaran.

Polsek Metro Kebayoran Baru sebenarnya hendak melakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban yang sebenarnya.

Namun, karena keluarga besar Cecep menolak, maka kasus ini dianggap telah selesai.

"Kasus ini sudah kami tutup karena keluarga korban tak menuntut apa-apa. Selain itu, penyebab kebakaran juga sudah pastikan, yakni akibat korsleting. Maka dari itu, kasus ditutup," imbuh Tribuana.

Baca juga: Kebakaran di SMAN 6 Jakarta yang Merenggut Nyawa, Sekuriti Tewas Keracunan Gas APAR Kedaluwarsa

Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Metro Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno menyebutkan bahwa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau APAP yang dipakai pihak sekolah untuk memadamkan panel listrik yang terbakar telah kedaluwarsa sejak tujuh tahun lalu.

"APAR berwarna merah yang digunakan pihak sekolah sudah kedaluwarsa sejak 2016," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat.

"Korban (Cecep) diduga menghirup terlalu banyak gas karbon yang dikeluarkan dari APAR. Korban sebenarnya sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi dalam perjalanan dinyatakan meninggal dunia," tutur dia.

Tribuana menyebut peristiwa kebakaran panel listrik itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB.

Berdasarkan keterangan saksi, sempat terdengar suara ledakan dari ruang panel ketika pekerjaan bangunan tengah memasang keramik.

Pekerja bangunan itu kemudian memanggil Cecep yang bertugas sebagai seorang satpam.

"Mendapat laporan itu, Cecep bergegas mengambil tabung APAR besar bersama dua orang lainnya. Korban lalu masuk ke dalam ruang panel dan menyemprotkan APAR besar itu hingga api bisa dikuasai," tutur Tribuana.

Baca juga: APAR untuk Padamkan Kebakaran di SMAN 6 Jakarta Telah Kedaluwarsa sejak 2016

Setelah api padam, Cecep sempat keluar dari ruangan.

Ia kemudian bersandar sebuah tiang di parkiran motor selama beberapa saat. Namun, tak lama kemudian Cecep terjatuh tak sadarkan diri.

"Korban tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri saat bersandar di sebuah tiang. Korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, tetapi nyawanya tak tertolong," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com