JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang satpam bernama Cecep Kohar mengembuskan napas terakhirnya usai memadamkan api yang membakar panel listrik di SMAN 6 Jakarta, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2023).
Kapolsek Metro Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno menyebut pihak keluarga menolak proses otopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Mereka menolak karena telah menerima semua kejadian ini dengan ikhlas.
"Keluarga korban menganggap peristiwa ini sebagai musibah. Mereka sudah ikhlas. Makanya keluarga menolak otopsi," ujar Tribuana saat dihubungi, Minggu (1/10/2023).
Sebagai informasi, kematian Cecep masih menyisakan tanda tanya. Sebab, ada dua faktor yang disinyalir menjadi pemicu tewasnya satpam yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun tersebut.
Pertama, Cecep diduga tewas karena keracunan gas karbon dari Alat Pemadam Api Portable (APAP) yang sudah kedaluwarsa.
Di lain sisi, terdapat dugaan juga, Cecep meninggal karena terlalu banyak menghirup asap kebakaran.
Polsek Metro Kebayoran Baru sebenarnya hendak melakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian korban yang sebenarnya.
Namun, karena keluarga besar Cecep menolak, maka kasus ini dianggap telah selesai.
"Kasus ini sudah kami tutup karena keluarga korban tak menuntut apa-apa. Selain itu, penyebab kebakaran juga sudah pastikan, yakni akibat korsleting. Maka dari itu, kasus ditutup," imbuh Tribuana.
Baca juga: Kebakaran di SMAN 6 Jakarta yang Merenggut Nyawa, Sekuriti Tewas Keracunan Gas APAR Kedaluwarsa
Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Metro Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno menyebutkan bahwa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau APAP yang dipakai pihak sekolah untuk memadamkan panel listrik yang terbakar telah kedaluwarsa sejak tujuh tahun lalu.
"APAR berwarna merah yang digunakan pihak sekolah sudah kedaluwarsa sejak 2016," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat.
"Korban (Cecep) diduga menghirup terlalu banyak gas karbon yang dikeluarkan dari APAR. Korban sebenarnya sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi dalam perjalanan dinyatakan meninggal dunia," tutur dia.
Tribuana menyebut peristiwa kebakaran panel listrik itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB.
Berdasarkan keterangan saksi, sempat terdengar suara ledakan dari ruang panel ketika pekerjaan bangunan tengah memasang keramik.
Pekerja bangunan itu kemudian memanggil Cecep yang bertugas sebagai seorang satpam.
"Mendapat laporan itu, Cecep bergegas mengambil tabung APAR besar bersama dua orang lainnya. Korban lalu masuk ke dalam ruang panel dan menyemprotkan APAR besar itu hingga api bisa dikuasai," tutur Tribuana.
Baca juga: APAR untuk Padamkan Kebakaran di SMAN 6 Jakarta Telah Kedaluwarsa sejak 2016
Setelah api padam, Cecep sempat keluar dari ruangan.
Ia kemudian bersandar sebuah tiang di parkiran motor selama beberapa saat. Namun, tak lama kemudian Cecep terjatuh tak sadarkan diri.
"Korban tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri saat bersandar di sebuah tiang. Korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, tetapi nyawanya tak tertolong," tutup dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.