JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu warga, Andre (35), menyebut polisi tak selalu berada di Jalan Taman Aries, Kembangan, Jakarta Barat, yang kerap dijadikan arena balap liar.
Sebagai informasi, di lokasi ini seorang joki remaja berinisial MA (18) tewas usai menabrak separator atau pembatas jalan saat ia hendak balap liar, Jumat (29/9/2023).
Andre berujar, tidak jarang pembalap liar kembali lagi ke lokasi pada esok hari kendati sudah dibubarkan polisi.
Baca juga: Warga Sebut Lokasi Joki Remaja Tewas di Kembangan Kerap Jadi Arena Balap Liar
"Polisi ya pasti ada. Cuma namanya anak kayak begitu, kadang dibubarin besoknya ada lagi. Kan, polisi juga enggak di sini saja, mobile," kata Andre saat ditemui di Jalan Taman Aries, Senin (2/10/2023).
"Kadang kucing-kucingan, ada polisi dia kabur," lanjutnya.
Andre menyebutkan bahwa ruas jalan tersebut kerap dijadikan tempat balap liar. Mereka berkumpul ketika malam tiba.
"Iya (sering ada balap liar). Biasanya di atas jam 22.00 WIB-24.00 WIB. Kadang cuman setting (mengetes) motor. Balap liarnya kadang di seberang, kadang di sini," ungkap Andre.
Baca juga: Balap Liar di Kembangan Bikin Warga Resah karena Mengganggu dan Makan Korban
Dihubungi secara terpisah, Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat AKBP M Hari Agung Julianto menyampaikan bahwa petugas rutin mengamankan lokasi rawan balap liar. Biasanya, kata dia, pelaku anak yang ditangkap pun bakal dibina.
"Beberapa kali polisi mengamankan atau menggagalkan balap liar. Polisi ada, ditambah lagi laporan dari warga," ucap Agung.
Pengamanan, lanjut dia, juga rutin dilakukan di Jalan Taman Aries. Namun, sering kali ketika polisi datang para pembalap liar langsung kocar-kacir bersembunyi.
"Kucing-kucingan, iya. Polisinya lagi ke sana, dia sembunyi di mananya. Harus ada turut serta (peran) masyarakat menggagalkan juga," terang Agung.
Baca juga: Diduga Hendak Balap Liar, Remaja di Kembangan Tewas Tabrak Separator
Dia memastikan, polisi bakal memperketat semua titik lokasi rawan balap liar di Jakarta Barat.
Bikin resah warga
Sementara itu, balap liar di Jalan Taman Aries disebut membuat warga resah. Aksi ini juga beberapa kali menyebabkan kecelakaan.
"Pasti resahlah, karena berisik. Namanya motor kayak begitu pasti berisik. Apalagi mengganggu aktivitas," ujar Andre.
Sepengetahuannya, balapan liar di kawasan ini pernah memakan korban. Kala itu, terjadi tabrakan antara pelaku balap liar dengan pengendara lain.
"Misalkan orang mau lewat, tahu-tahu dari sana sudah di-setting. Motor lewat, adu banteng. Sering saya juga tolongin, sampai ada anak sama bapak meninggal sekitar tahun 2016," papar dia.
Setiap kali mereka hendak balapan liar atau sekadar menjajal sepeda motornya, satu sisi ruas jalan bakap ditutup. Bisingya knalpot brong pun sangat menggangu.
"Harapannya, untuk dikasih polisi tidur. Jadi untuk menghalau biar enggak terjadi trek-trekan," jelas Andre.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Kepala Polsek Kembangan AKP Benget Sibuea mengatakan, korban MA hendak ikut balap liar sekitar pukul 04.30 WIB.
"Ada warga yang info ke Polsek bahwa di jalan baru, pinggir tol Taman Aries ada anak-anak muda yang sudah berkumpul diperkirakan mau balap liar," papar Benget saat dihubungi, Jumat.
Bergegas, polisi mendatangi lokasi balap liar tersebut. Akan tetapi, beberapa orang yang berada di lokasi langsung kabur.
"Ditemukan di TKP satu unit sepeda motor yang sudah rusak berat, patah setangnya," imbuh dia.
Dihubungi secara terpisah, Kanit Gakkum Polres Metro Jakarta Barat AKP Agus Suwito menjelaskan peristiwa bermula ketika MA melaju di Jalan Taman Aries menggunakan sepeda motor.
"Dikarenakan kurang hati-hati dan konsentrasi, korban oleng ke kanan menabrak separator atau pembatas jalan yang berada di tengah jalan," ungkap Agus.
Korban kemudian terjatuh dari sepeda motornya. Akibat peristiwa itu, korban mengalami luka berat di kepala.
"Setelah mendapat perawatan selama sekitar empat jam atau sekitar pukul 09.15 WIB korban tidak dapat ditolong lagi. Meninggal di RS Siloam," tutur Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.