TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana membuat sumur artesis untuk mengatasi kekeringan di wilayah mereka.
Sebagai informasi, sumur artesis merupakan sumur yang tidak membutuhkan pompa untuk mengalirkan air ke permukaan tanah.
Sebab, sistem kerjanya mengandalkan tekanan dari dalam tanah sehingga air bisa keluar dengan sendirinya.
"(Penanganan) jangka menengahnya, saya minta (Dinas Cipta Karya) survei untuk melakukan pembuatan sumur artetis," kata Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie saat dikonfirmasi, Senin (2/10/2023).
Baca juga: Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih
Menurut Benyamin, air dari sumur artesis itu akan ditampung terlebih dahulu di toren berkapasitas 20.000 liter kubik.
Toren air tersebut juga disiapkan oleh Dinas Cipta Karya.
"Dinas Cipta Karya siap sampai 50 toren, tapi tinggal tergantung kebutuhannya. Itu nanti lagi dilakukan survei. Mulai di bulan ini," ucap Benyamin.
Dalam penerapannya, Benyamin mengatakan pembuatan artesis itu diutamakan di wilayah yang mengalami kekeringan. Misalnya, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu.
Sementara itu, Benyamin mengatakan bahwa untuk penanganan jangka pendek, pihaknya rutin menyuplai lima tangki air bersih per hari untuk warga yang terdampak kekeringan.
Baca juga: Kekeringan di Tangsel Meluas, Pemkot Kerahkan 5 Mobil Tangki Air Bersih Setiap Hari
Air bersih yang dikirimkan berasal dari PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS), selaku induk perusahaan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tangsel.
"Kurang lebih ada 1.500 KK yang terdampak. Solusinya adalah perhari itu disuplai air bersih dari PT PITS atas koordinasi dengan BPBD Tangsel," kata Benyamin.
Menurut dia, apabila air bersih yang disuplai itu tak mencukupi kebutuhan warganya, PT PITS mengaku sanggup menyuplai hingga 10 tangki per hari.
"Kalau sekarang ini kurang lebih tiga sampai lima tangki air yang kami suplai. Tapi, PT PITS siap sampai 10 tangki per hari," ucap Benyamin.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangerang Selatan M Faridzal Gumay mengatakan, krisis air bersih akibat kemarau panjang menyebar hingga 20 titik permukiman warga.
Awalnya, krisis air bersih itu hanya melanda permukiman warga di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.