Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lu Pengantar Jenazah, Lu Punya Kuasa!"

Kompas.com - 06/10/2023, 08:28 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkah kendaraan pengiring mobil jenazah yang ugal-ugalan dan melanggar aturan lalu lintas membuat publik "gerah".

Terlebih, ada dua kasus yang melibatkan rombongan pegiring jenazah baru-baru ini viral di media sosial, salah satunya pemukulan terhadap sopir truk trailer di Cilincing, Jakarta Utara.

Kemudian, ada juga tiga mobil mewah yang melawan arah di Tol Depok-Antasari (Desari). Kedua kasus itu punya motif sama, yaitu sedang mengantarkan jenazah keluarga yang meninggal dunia.

Pengalaman tidak menyenangkan terhadap pengiring jenazah ini rupanya juga pernah dirasakan oleh seorang karyawati swasta bernama Klara (31).

Baca juga: Kelakuan Kendaraan Pengiring Jenazah Dinilai Sering Membahayakan Orang Lain, Pengamat: Terkesan Overacting

Ia merasa tak nyaman setiap kali rombongan pengiring jenazah menerabas jalan sesuka hatinya. Terkadang, kata dia, iring-iringan mereka suka mengambil jalur yang berlawanan.

"Bahkan pakai kaki agak menendang-nendang (kendaraan lain) begitu, lho. Selain ngeselin, kan membahayakan juga," kata Klara kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Menurut Klara, mereka merasa sedang dalam posisi yang harus dimengerti dan tidak mau iring-iringannya tertinggal. Ia menduga itu yang membuat romobongan pengantar jenazah jadi "galak".

"Jadi, kalau ada apa-apa pasti mereka yang galak. (Mereka) lebih merasa paling berhak atas jalanannya menurutku. Semacam, 'lu pengantar jenazah, lu punya kuasa' begitu," tutur Klara.

Baca juga: Permintaan Maaf 3 Pengemudi Mobil Lawan Arah di Tol Desari, Mengaku Panik Ketinggalan Ambulans Jenazah Keluarga

Kasus serupa juga dirasakan Adit (32). Ia beberapa kali juga menjumpai iring-iringan mobil jenazah yang seenaknya memukul kendaraan lain hanya karena tak ingin jalannya terganggu.

"Dia berani galak begitu karena beramai-ramai, ada massa. Padahal, yang mendapat privilege di jalan itu seharusnya ambulansnya, bukan kendaraan yang mengantar," ucap Adit.

Kepala seorang trainer bernama Rahmat (30) juga pernah jadi sasaran pukul oleh salah satu dari pengantar jenazah itu pakai kayu bendera kuning yang mereka bawa ke pemakaman.

"Sampai kena sabet. Untung waktu itu pakai helm," ucap dia.

Rahmat memandang, seharusnya rombongan itu saling berkoordinasi dan diberi pemahaman bahawa di jalan ada banyak pengguna dengan segala kepentingannya. 

"Tidak perlu anarkistis, pakai helm, dan bawa surat-surat. Jangan seenak 'garuk udel'," kata dia.

Baca juga: Saat Rombongan Pengantar Jenazah Lolos dari Jerat Hukum Usai Pukuli Sopir Truk

Dinilai berlebihan

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengaku kerap melihat kelakuan kendaraan pengiring jenazah yang ugal-ugalan di jalan yang berpotensi membahayakan orang lain.

"Saya pribadi bukan sekali dua kali melihat "pengawal" mobil jenazah yang terkesan overacting," ucap Reza kepada Kompas.com, Kamis.

"Sampai saya membatin, 'almarhum sudah tenang, tapi malah pengawalnya yang lebay (berlebihan)'," ucap Reza melanjutkan.

Menurut Reza, perilaku ugal-ugalan "pengawal" mobil jenazah sebetulnya merupakan bentuk pelanggaran hukum. Hal ini juga termasuk saat mereka secara sepihak, tanpa hak, melakukan penutupan jalan, dan sejenisnya.

Baca juga: Pemilik Mobil Mewah Lawan Arah di Tol Desari Mengaku Panik Ketinggalan Ambulans Jenazah Keluarganya

"Padahal, solidaritas tidak harus diekspresikan dengan cara yang kelewat batas apalagi sampai melanggar hukum," kata dia.

Menengok kasus di Cilincing, Reza menilai pengiring jenazah itu bisa kena pasal berlapis, yaitu ketika pengawal mobil jenazah tertabrak akibat perilaku ugal-ugalan mereka sendiri, lalu mereka murka hingga menganiaya penabrak.

"Maka sesungguhnya terjadi dua masalah pidana. Pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas dan penganiayaan. Jika dilakukan secara berkelompok, pasalnya semakin berlapis, (yaitu) pengeroyokan," ucap Reza.

Viral di media sosial

Adapun kasus pengiring jenazah yang bikin onar ini beberapa kali viral di media sosial. Salah satu kasusnya terjadi di Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Kronologi Rombongan Pengantar Jenazah Pukul Sopir Truk Trailer di Cilincing yang Berujung Damai

Saat itu, rombongan pengantar jenazah yang ramai-ramai memukul sopir truk trailer. Video viral itu memperlihatkan beberapa orang sampai naik ke kursi kemudi sopir truk trailer untuk memukul dan menendangnya.

Pada akhirnya, kedua belah pihak melangsungkan pertemuan di sebuah bengkel yang berlokasi di Jalan Kalibaru Barat, RT 06/RW 12, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Mereka berjanji menyelesaikan permasalahan lewat jalan damai.

Kasus lainnya juga terjadi saat tiga pengemudi mobil mewah nekat lawan arah di Tol Depok-Antasari (Desari) pada 10 September 2023 lalu mendatangi kepolisian pada Rabu (4/10/2023) pagi.

Belakangan diketahui, ketiga pengemudi mobil mewah tersebut merupakan satu keluarga. Saat melawan arah di tol, mereka sedang mengantarkan jenazah keluarga yang meninggal dunia.

Baca juga: Sopir Truk Trailer di Cilincing Dipukul karena Tabrak Motor Rombongan Pengantar Jenazah

Ketiga pengendara itu mendatangi kepolisian pada Rabu (4/10/2023) pagi. Menurut polisi, mereka telah menyampaikan permintaan maaf atas ulahnya.

Permintaan maaf mereka tujukan kepada pengguna jalan tol yang saat itu tidak nyaman atas kejadian lawan arah dan merasa keselamatannya dalam berlalu lintas dalam kondisi bahaya.

Kemudian, permintaan maaf juga mereka sampaikan kepada pengelola jalan tol, yakni PT Citra Wassphutowa dan anggota Induk 6 Sat PJR Ditlantas Polda Metro Jaya.

Ketiga pengemudi mobil mewah itu mengaku panik lantaran tertinggal ambulans yang membawa jenazah keluarganya. Meski telah meminta maaf, polisi tetap menilang pengemudi tersebut.

Baca juga: Sopir Truk Trailer di Cilincing Diduga Diamuk Rombongan Pengantar Jenazah

Polisi jangan tinggal diam

Melihat fenomena pengiring jenazah yang tidak taat peraturan itu, Reza meminta polisi jangan status quo atau diam saja seperti kasus-kasus sebelunya.

"Polisi perlu tegas terhadap siapa pun yang memperlihatkan arogansi di jalan raya, terlebih ketika arogansi itu mengacaukan lalu lintas dan membahayakan sesama pengguna jalan," ucap Reza.

Menurut Reza, arogansi pengiring jenazah di jalan itu tak jauh berbeda dengan "koboi jalanan" yang menodong-nodongkan senjata.

"Patut diproses hukum. Pengawal mobil jenazah yang ngawur di jalan juga patut diperlakukan demikian," kata Reza lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com