Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ini Jurus Kopi Es Tak Kie Menahan Gempuran Gerai Minuman Kekinian

Kompas.com - 10/10/2023, 13:06 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sulitnya merintis tak kalah sulit dibanding bertahan, itulah yang dirasakan Koh Ayauw (74) sebagai generasi ketiga pemilik kedai legendaris Kopi Es Tak Kie.

Sejarah berdirinya kedai Kopi Es Tak Kie Bermula dari dua petak ruko di sebuah jalan kecil yang dikenal sebagai Gang Gloria.

Kini Kopi Es Tak Kie telah membuka beberapa cabang dengan nuansa lebih modern di berbagai pusat perbelanjaan, antara lain Sarinah, Taman Anggrek dan Gandaria City.

Namun, seiring perkembangan zaman, nyatanya tidak hanya Kopi Es Tak Kie saja yang melebarkan sayapnya. Gerai-gerai kopi kekinian pun menjamur dan mendominasi industri satu ini.

Baca juga: Mencicip Segelas Kopi Es Tak Kie, Kopi Satu Abad di Gang Gloria yang Legendaris

"Mungkin tahun 2000-an saya lupa tepatnya, yang banyak buka mal-mal. Pada buka Starbucks lah, Jco, Kenangan, Janji Jiwa, Kopi Lisa lagi tuh baru ada, nah itu berat, pusing," kata Koh Ayauw saat berbincang dengan Kompas.com di kedainya, Rabu (4/10/2023) lalu.

Untuk itu, konsistensi rasa pun menjadi jurus jitu Ayauw bertahan di tengah gempuran kopi-kopi kekinian yang kian bermunculan.

"Ya kita jaga mutu saja, jaga kualitasnya bagaimana gitu, Jangan sampai kalah sama mereka mereka," celetuk Ayauw.

Kata dia, tak ada yang berubah dari resep menu andalan kopi susu Tak Kie sejak kali pertama kakek-neneknya merintis usaha keluarga ini.

Baca juga: Cerita di Balik Menu Kopi Es Tak Kie, Muncul karena Perubahan Zaman

"Komposisinya itu enggak ganti-ganti dari dulu ya. Iya begitu saja," ujar pria lanjut usia itu.

"Kan kalau kopi macem-macem. Kayak dokter buka resep. Misalkan nih es kopinya kita harus jaga. Kopi apa dicampur sama kopi apa, kalau klop ya sudah pas gitu," lanjut dia.

Adapun jenis kopi yang digunakan berupa bubuk kopi robusta dan arabika yang didapat dari produsen-produsen kopi lokal.

Sementara, untuk rasa manisnya didapat dari susu kental manis (SKM).

"Kopinya kopi pahit kan, paling pakai susu, saja gitu. Rasa manisnya dari susu, kalau pakai gula enggak enak. Jadi rasanya beda," ucap Koh Ayauw.

Baca juga: Langgengnya Usaha Kedai Kopi Es Tak Kie, Dikelola Turun-temurun Selama Seabad

Kata Koh Ayauw, racikan resep ini sudah ada sejak kopi susu dikenalkan generasi kedua kedai ini sebagai menu andalan Kopi Es Tak Kie pada 1974.

"Es kopi itu sudah ada sejak tahun 1974 pas udah saya pegang. Dulu orang lebih suka minum teh, berubah-ubah zaman jadi ke kopi. Makanya kopi baru ada di zaman generasi kedua," tuturnya.

Ayauw berujar, resep kopi ini pun akan terus lestari sampai generasi-generasi berikutnya. Di usia senjanya kini, Ayauw sudah memberikan tampuk kepemimpinan kepada putranya, Willi, untuk meneruskan usaha turun-temurun yang berusia hampir satu abad itu.

"Saya generasi ketiga, yang punya kakek saya, (lalu) ayah saya, (kemudian) saya. Sekarang generasi keempat berarti anak saya," kata dia sambil terkekeh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat 'Ngebut'

Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat "Ngebut"

Megapolitan
 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com