Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Bangunan di Atas Saluran Air di Terminal Pulogadung Belum Digusur

Kompas.com - 12/10/2023, 07:43 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga kini belum ada penggusuran terhadap kira-kira 30 bangunan semi-permanen yang berdiri di atas saluran air di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.

Padahal, bangunan yang berada di deretan pintu keluar itu rencananya akan dirobohkan berkaitan dengan penataan ulang terminal.

"Kami sudah koordinasi dengan Koramil, Satpol PP kelurahan dan kecamatan, dan tinggal tunggu instruksi dari pimpinan," kata Kepala Terminal Pulogadung Suratman kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2023).

Dari puluhan bangunan itu, beberapa sudah dijadikan sebagai tempat tinggal ilegal, selain menjadi tempat usaha.

Baca juga: Saat Penghuni Kios di Terminal Pulogadung Pasrah Digusur, tetapi Minta Direlokasi

Padahal, bangunan tersebut merupakan milik pemerintah dan fungsinya hanya untuk berjualan.

"Setelah bus AKAP pindah ke Terminal Pulogebang, mereka menempati bangunan secara ilegal," jelas Suratman.

Bahkan, ada yang hanya menjadikannya sebagai tempat tinggal dan penghuninya berdagang di luar kawasan terminal.

Ditambah lagi tiga organisasi masyarakat (ormas) yang membangun kantor di sana.

Baca juga: Loket Tiket Bus Jadi Tempat Tinggal, 31 Bangunan di Terminal Pulogadung Dibongkar

Suratman tidak mengetahui bagaimana mereka bisa melakukannya. Sebab, saat diminta menunjukkan bukti perizinan mendirikan kantor ormas, mereka tidak bisa melakukannya.

"Mereka protes saat kami imbau (keluar). Saya bilang bakal mengembalikan fungsi terminal, dan juga bangunan ini berada di atas saluran air," ujar Suratman.

Ia melanjutkan, penghuni bangunan lainnya menerima nasib bahwa tempat tinggal yang mereka huni secara ilegal bakal digusur.

Akan tetapi, penggusuran belum bisa dilakukan karena diskusi masih berlangsung antara pihak terminal dengan tiga ormas itu.

Setiap diskusi dilakukan, para perwakilan ormas selalu menyampaikan bahwa mereka ingin direlokasi.

Baca juga: Penghuni Kios Terminal Pulogadung: Kena Gusur Bakal Direlokasi

"Mereka masih keberatan dan minta direlokasi. Kami bisa menjawab karena tidak ada relokasi tempat tinggal, hanya pedagang untuk berdagang," ungkap Suratman.

"Saat ini belum ada penggusuran sama sekali di deretan ini. Para penghuni masih menetap dan membuka usaha seperti biasa. Tapi saya berharap (penggusuran) akhir bulan ini atau bulan depan," imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com