Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aiptu Agus Riyanto Bangun Sekolah di Lapak Pemulung dari Bahan Bekas dan Patungan Warga

Kompas.com - 12/10/2023, 19:12 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aiptu Agus Riyanto, anggota Polsek Kembangan, membangun Taman Pendidikan Al Quran atau TPA Maju Bersama di tengah lapak pemulung di Jalan Sawah Balong, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Pembangunan sekolah nonformal ini merupakan cara Agus membantu anak-anak yang kurang mampu agar dapat mengenyam pendidikan. Dia mengaku membangun sekolah dari material bekas pada 2018 lalu.

"Awal kami buka adalah di teras-teras, bedeng-bedeng, gubuk warga. Jadi apa adanya bawahnya (lantai) juga masih tanah," kata Agus saat ditemui di lokasi, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Secuil Kisah Polisi Bangun Sekolah TPA di Lapak Pemulung Kembangan

Dia menyebut, bangunan sekolah TPA itu telah diperbaiki agar layak untuk anak belajar. Dengan uang seadanya, warga sekitar membantu pembangunan sekolah.

"Karena di sini memang ada tempat dan ketika kami sudah berjalan, dari warga setempat pun membantu termasuk menyiapkan tempat," jelas Agus.

"Tempat yang kemudian kami bangun secara bersama-sama dari barang-barang bekas di sekitar," sambung dia.

Agus juga mendapatkan bantuan berupa meja dan bangku bekas.

"Kursi-kursi, papan tulis, dan semuanya ini adalah barang bekas yang mungkin dari sekolah-sekolah yang peduli dengan kami," imbuhnya.

Baca juga: JakLingko Dilarang Ngetem di Terminal Lebak Bulus karena Lahan Terbatas

Adapun mulanya, hanya delapan anak yang bersekolah di sana. Seiring berjalannya waktu, kata Agus, total ada 86 anak yang bersekolah di TPA Maju Bersama. Tak hanya dirinya, beberapa relawan juga ikut mengajar anak-anak di sekolah tersebut.

Miris lihat anak yang tak bersekolah

Agus menjelaskan bahwa ia merasa miris ketika melihat anak-anak tidak bersekolah. Terketuk pintu hatinya untuk membangun sekolah, kala ditugaskan sebagai Bhanbinkamtibmas untuk berkomunikasi langsung ke masyarakat.

"Timbul niat kami untuk membantu mereka, terutama anak-anak ini karena mereka adalah penerus generasi bangsa yang seharusnya mereka mendapatkan pendidikan yang layak," ungkap Agus.

Baca juga: Duduk Perkara Sopir JakLingko Dimaki Pengurus PO Bus AKAP di Terminal Lebak Bulus

Sementara itu, ia menyatakan tengah bersiap mendaftarkan TPA Maju Bersama ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta secara resmi.

"Di sini sekolah nonformal. Di sini juga ada PKBM juga, untuk yang kejar paket A, B, dan C. Jadi untuk anak-anak yang mereka tidak sekolah bisa melanjutkan sekolahnya di sini," papar dia.

Pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah itu berharap agar anak-anak yang belajar di TPA Maju bersama mendapatkan pendidikan secara formal, sehingga bisa mewujudkan cita-citanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com