Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herannya Warga Perumahan Bogor, Diminta Polisi Tunda Laporan Usai Rumahnya Dibobol Maling

Kompas.com - 12/10/2023, 22:14 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang warga kompleks D'Ragajaya Residence, Bojonggede, Kabupaten Bogor, bernama Luhung (30) dibuat heran dengan apa yang disuruh oleh polisi kepadanya.

Pasalnya, Luhung diminta untuk menunda laporan soal rumahnya yang dibobol maling pada Selasa (10/10/2023). Saat itu, ia disuruh datang kembali pada Jumat (13/10/2023).

"Anehnya, kenapa saya mau lapor BPKB kehilangan, dijadwalkan hari Jumat, kenapa enggak hari Rabu atau Kamis," kata Luhung saat dihubungi, Kamis (12/10/2023).

Kehilangan BPKB dan uang

Baca juga: Rumahnya Dibobol Maling, Pria Ini Heran saat Diminta Polisi Tunda Laporan

Luhung mengungkapkan, peristiwa pembobolan rumahnya membuat ia kehilangan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan sejumlah uang.

"Saya kehilangan BPKB sepeda motor Honda Beat dan uang sekitar Rp 300.000," kata Luhung.

Luhung bercerita, rumahnya dibobol ketika sedang kosong. Maling itu diperkirakan masuk ke dalam rumah menjelang siang hari.

Hal itu ia ketahui setelah memutar video rekaman kamera closed circuit television (CCTV) di luar rumahnya.

"Saya roll back jam 10.00-11.00 WIB, saya cek CCTV ini orang lewat depan rumah saya, terus malah masuk ke dalam lewat pintu dapur," jelas Luhung.

Luhung juga memutar rekaman kamera CCTV di dalam rumahnya. Berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku masuk ke dalam rumah dengan merusak engsel pintu.

Baca juga: Perumahan di Bojonggede Dua Kali Kemalingan dalam Waktu Dua Pekan

"Kamar saya dan kamar anak saya diacak-acak, terus habis itu dia keluar," ucap Luhung.

Perumahannya dua kali kemalingan dalam dua minggu

Luhung menyebut, kompleks perumahannya sudah dua kali didatangi maling dalam rentang waktu dua minggu.

Peristiwa pertama dialami oleh tetangganya, yakni Dio Dananjaya. Saat itu Dio kehilangan motor dan logam mulia.

"Dua minggu (kompleknya kemalingan), Dio kan 2 Oktober tuh," ucap Luhung.

Luhung menuturkan, peristiwa yang dialami baik oleh Dio dan dirinya memiliki pola yang sama.

Baca juga: Setelah Kediaman Wartawan, Kini Rumah Tetangganya di Perumahan Bogor Juga Dibobol Maling

Maling itu sama-sama mengincar rumah penghuni yang sedang kosong.

(Tim Redaksi: Joy Andre, Ihsanuddin, Nursita Sari, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com