JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Gems Center atau Pasar Rawa Bening yang merupakan salah satu pusat jual-beli batu akik terbesar di Jakarta. Bahkan, sampai saat ini masih ramai aktivitas di dalamnya.
Sejumlah pedagang batu masih menjajakan dagangan di setiap toko yang tersebar di Jalan Bekasi Barat, Jatinegara, Jakarta Timur.
Pada Minggu (15/10/2023) siang, Kompas.com menyusuri pasar dengan bangunan berkelir biru dan kuning serta terdapat ornamen batu akik di dinding gedung.
Ketika memasuki pintu pasar dari sisi selatan, mulai terdengar suara sahut menyahut pedagang menawarkan berbagai jenis batu yang dipajang di dalam etalase kaca.
Baca juga: Redupnya Kilau Batu Akik di Rawa Bening...
"Silakan bapak, silakan ibu," teriak para pedagang batu akik saling bergantian.
Aktivitas pedagang di setiap toko batu akik tak jauh berbeda. Ada yang sibuk menggosok dan menata batu cincin, ada pula yang mengelap etalase.
Bahkan, beberapa pedagang di lantai dasar Pasar Rawa Bening tampak sigap melayani dan bernegosiasi dengan pelanggan di depan toko masing-masing.
"Batu ini kalau pakai ikatan yang ini kurang bagus," begitu kalimat yang terdengar dari salah satu pedagang saat berbincang dengan pelanggan.
Setiap batu akik tampak berkilau tersorot lampu etalase. Batu-batu itu memiliki warna merah, biru, putih, hijau, dan lainya.
Baca juga: Batu Akik Lambang Persahabatan untuk Sandiaga...
Kilau batu-batu akik itu seakan memanjakan mata para pengunjung Pasar Rawa Bening. Mereka rela berhenti meski hanya untuk sekadar bertanya jenis batu ke pedagang.
Di ujung lantai dasar pasar, terdapat ruangan berukuran 4x10 meter yang dibatasi dengan kaca. Ruangan ini merupakan tempat perajin memotong, membentuk serta memoles batu.
Pengunjung dapat melihat aktivitas perajin batu dari balik kaca agar tidak terkena debu dari potongan serta polesan batu-batu akik yang sedang dikerjakan.
"Kalau kondisi (pengunjung) di Pasar Rawa Bening, tidak berkurang, " ujar salah satu pedagang batu, Chaerullah.
Chaerullah mengatakan, Pasar Rawa Bening pernah dipadati penggemar batu akik pada 2015 atau delapan tahun lalu. Tren batu akik kala itu disebut Chaerullah sebagai bonus para pedagang.
Baca juga: Harga Batu Akik Terjun Bebas, Dibeli Rp 10 Juta, Dijual Rp 200.000
"Kalau yang ramai waktu itu, itu bonus lah bagi kita. Kalau saat ini kondisi pengunjung pasar normal. Dibilang (pengunjung) sekarang sepi tidak juga, orang saya masih jual 12 batu sehari," kata Chaerullah.
Chaerullah umumnya menjual batu akik kecubung amathyst yang memiliki warna ungu. Harganya yang ditawarkan sekitar Rp 2.500.000 hingga Rp 9.000.000.
Sementara itu, pengelola laboratorium batu IGS, Yohanes Setiawan mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung yang membeli serta ingin memeriksa keaslian batu akiknya masuk dalam katagori normal.
"Normal ini, orang biasanya habis beli langsung di lab ini. Kalau satu bulan September 2023 kemarin, orang yang cek (keaslian) batu itu sekitar 400-an. Itu mereka yang cek batu akan dapat memo," kata Yohanes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.