JAKARTA, KOMPAS.com - Bangunan liar di pinggir rel kereta api disulap menjadi warung kopi, yang rupanya juga digunakan untuk tempat prostitusi.
Lapak semipermanen ini berdiri di Jalan Bandengan Utara 3, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.
Salah satu warga bernama Nina (43) mengatakan, bisnis haram itu telah ada sejak puluhan tahun lalu.
“Saya di sini saja sudah 20 tahun. Itu (tempat prostitusi) sudah ada. Di sini warung saja jual kopi, tetapi dijadikan tempat buat prostitusi,” ujar Nina saat ditemui di lokasi, Senin (16/10/2023).
Baca juga: Jadi Tempat Prostitusi, Puluhan Bangunan Liar di Tambora Dihancurkan
Adapun posisi lapak berseberangan dengan Gang Royal di Jakarta Utara, yang merupakan tempat lokalisasi. Lapak-lapak semipermanen tersebut berdekatan dengan permukiman.
Alhasil, sebagai orangtua Nina juga khawatir dengan pergaulan anak-anaknya.
“Kalau dibilang mengganggu, sangat mengganggu karena kami ada anak. Otomatis dari lingkungan, was-was ya itu sudah pasti ada,” jelas Nina.
“Cuman mau bagaimana lagi, kami sebagai warga mau bagaimana,” sambung dia.
Sepengetahuannya, para pekerja seks komersial (PSK) di sana merupakan perantau. Mereka biasanya menempati rumah kos yang telah disediakan sang muncikari.
“PSK biasanya orang-orang daerah, orang sini enggak ada. Sekarang dari mana-mana Bandung, Sukabumi, Lampung,” tutur dia.
Baca juga: Tempat Prostitusi Pinggir Rel di Tambora Dikamuflase Jadi Warung Remang-remang
Nina mengakui, pembongkaran tempat prostitusi di pinggir rel kereta api ini sering kali dilakukan.
Namun, layaknya penyakit yang terus kambuh, lapak-lapak itu kembali berdiri di atas lahan milik PT KAI.
“Pembongkaran bukan sekali ini saja, sering. Tetapi warung ada lagi, ada lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, petugas gabungan membongkar 35 bangunan liar di pinggir rel Tambora sejak Senin pagi.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat Agus Irwanto menjelaskan, pembongkaran dilakukan setelah adanya aduan masyarakat.