Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu di Jaksel Tenggelamkan Bayinya di Ember, KPAI: Ada Pengasuhan yang Tak Layak

Kompas.com - 18/10/2023, 14:22 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial A di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menenggelamkan bayinya yang baru berusia tiga bulan ke dalam ember berisi air.

Dalam video yang diterima Kompas.com, bayi itu diceburkan oleh sang ibu ke dalam ember berisi air berukuran besar. Lalu, bayi itu dibiarkan mengembang selama beberapa saat hingga merengek.

Kemungkinan besar ibu itu menderita depresi pasca-persalinan. A disebut memiliki tiga anak yang semuanya masih berusia di bawah lima tahun (balita).

Baca juga: 5 Fakta Ibu di Jaksel Tenggelamkan Bayi di Ember: Diduga Baby Blues Rawat 3 Balita

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menyayangkan kekerasan terhadap anak kembali terjadi di tengah masyarakat.

Menurut Jasra, kejadian ini tak lepas dari kondisi anak yang berada dalam keluarga rentan. Padahal, kehadiran pengawasan perlindungan anak sudah harus dimulai dari tingkat lokal.

"Saat mengetahui ada seorang ibu yang ditinggalkan tiga bayi, (artinya) ada pengasuhan tidak layak yang berada di lingkungannya," ucap Jasra kepad Kompas.com, Rabu (18/10/2023).

Dari peristiwa ini, kata Jasra, hal yang patut disadari adalah yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak itu dimulai dari lapisan keluarga, lingkungan, hingga pemerintah daerah.

"Untuk itu KPAI berharap, penguatan perlindungan anak di tingkat paling terdekat terjadinya kekerasan, benar-benar dilaksanakan," ucap Jasra.

Baca juga: Viral di Medsos, Video Ibu Tenggelamkan Bayi di Ember Diduga Disebarkan Temannya

"Jangan kita seperti hanya menjadi bangsa pelupa, dari kekerasan anak satu ke kekerasan anak berikutnya," ucap dia lagi.

Untuk itu, ucap Jasra, kunci penanganan berbagai kekerasan hari ini, yaitu membangkitkan dari fungsi terdekat perlindungan anak, menghidupkan kembali peran peran kebangsaan dalam perlindungan anak, dan menyiapkan anggaran yang maksimal untuk perlindungan anak.

"Karena tanpa itu, kita hanya seperti menonton, namun ketika terjadi permasalahan, anggaran perlindungan khusus anak yang harusnya mampu mengawasi dan melindungi seluruh anak Indonesia ini, tergopoh-gopoh menjemput berbagai kekerasan anak," ucap Jasra.

Berdasarkan keterangan sang ibu, A melakukan aksinya secara tidak sadar. Ia menceburkan bayinya yang baru berusia tiga bulan karena waktu itu dirinya tengah merasakan kelelahan yang amat parah.

Baca juga: Suami dan Keluarga Tak Tahu Sang Ibu Tenggelamkan Bayi ke Dalam Ember

Di sisi lain, keluarga besar A tak mengetahui bahwa sang ibu mengalami sindrom baby blues. Mereka juga tak tahu kondisi tersebut membuat A menenggelamkan di bungsu yang baru berusia tiga bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com