JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial A di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menenggelamkan bayinya yang baru berusia tiga bulan ke dalam ember berisi air.
Dalam video yang diterima Kompas.com, bayi itu diceburkan oleh sang ibu ke dalam ember berisi air berukuran besar. Lalu, bayi itu dibiarkan mengembang selama beberapa saat hingga merengek.
Kemungkinan besar ibu itu menderita depresi pasca-persalinan. A disebut memiliki tiga anak yang semuanya masih berusia di bawah lima tahun (balita).
Baca juga: 5 Fakta Ibu di Jaksel Tenggelamkan Bayi di Ember: Diduga Baby Blues Rawat 3 Balita
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menyayangkan kekerasan terhadap anak kembali terjadi di tengah masyarakat.
Menurut Jasra, kejadian ini tak lepas dari kondisi anak yang berada dalam keluarga rentan. Padahal, kehadiran pengawasan perlindungan anak sudah harus dimulai dari tingkat lokal.
"Saat mengetahui ada seorang ibu yang ditinggalkan tiga bayi, (artinya) ada pengasuhan tidak layak yang berada di lingkungannya," ucap Jasra kepad Kompas.com, Rabu (18/10/2023).
Dari peristiwa ini, kata Jasra, hal yang patut disadari adalah yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak itu dimulai dari lapisan keluarga, lingkungan, hingga pemerintah daerah.
"Untuk itu KPAI berharap, penguatan perlindungan anak di tingkat paling terdekat terjadinya kekerasan, benar-benar dilaksanakan," ucap Jasra.
Baca juga: Viral di Medsos, Video Ibu Tenggelamkan Bayi di Ember Diduga Disebarkan Temannya
"Jangan kita seperti hanya menjadi bangsa pelupa, dari kekerasan anak satu ke kekerasan anak berikutnya," ucap dia lagi.
Untuk itu, ucap Jasra, kunci penanganan berbagai kekerasan hari ini, yaitu membangkitkan dari fungsi terdekat perlindungan anak, menghidupkan kembali peran peran kebangsaan dalam perlindungan anak, dan menyiapkan anggaran yang maksimal untuk perlindungan anak.
"Karena tanpa itu, kita hanya seperti menonton, namun ketika terjadi permasalahan, anggaran perlindungan khusus anak yang harusnya mampu mengawasi dan melindungi seluruh anak Indonesia ini, tergopoh-gopoh menjemput berbagai kekerasan anak," ucap Jasra.
Berdasarkan keterangan sang ibu, A melakukan aksinya secara tidak sadar. Ia menceburkan bayinya yang baru berusia tiga bulan karena waktu itu dirinya tengah merasakan kelelahan yang amat parah.
Baca juga: Suami dan Keluarga Tak Tahu Sang Ibu Tenggelamkan Bayi ke Dalam Ember
Di sisi lain, keluarga besar A tak mengetahui bahwa sang ibu mengalami sindrom baby blues. Mereka juga tak tahu kondisi tersebut membuat A menenggelamkan di bungsu yang baru berusia tiga bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.