Warga setempat curiga ledakan tersebut berasal dari sebuah bom jenis mortir yang tertanam di dalam tanah. Pasalnya, sempat tercium bau bubuk mesiu di sekitar tempat kejadian perkara.
Adapun bubuk mesiu adalah salah satu jenis bahan peledak yang terbuat dari campuran bahan kimia dan bisa membakar sangat cepat.
Baca juga: Pekerja Bangunan di Setiabudi Tewas Saat Gali Fondasi, Bukan Septic Tank
Kendati demikian, Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasi Kesra) Kelurahan Guntur Rahmat Mulyadi belum bisa memastikan dugaan adanya bom di lokasi kejadian.
"Sejauh ini ada sih (bau bubuk mesiu). Cuma, untuk bendanya apa, kami belum tahu," ucap Rahmat, di lokasi, Rabu.
Akibat ledakan, tiga orang dikabarkan luka-luka dan sudah dilarikan ke Puskemas Kecamatan Setiabudi. Satu orang tewas di tempat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi juga menduga ledakan di Setibudi disebabkan karena benda diduga bom.
"Yang jelas (ada) benda yang diduga bom," kata dia di lokasi ledakan, Rabu.
Baca juga: Jasad Korban Ledakan di Setiabudi Akhirnya Dievakuasi, Sempat Didiamkan karena Ada Sterilisasi Bom
Hengki menerangkan, benda diduga bom itu ditemukan pekerja bangunan saat menggali tanah. Benda itu kemudian diangkat oleh salah satu pekerja dan sempat dipukul-pukul.
"Benda diduga bom itu ditemukan di dalam tanah dan diangkat ke atas. Menurut keterangan saksi, benda itu juga sempat dipukul-pukul dan akhirnya terjadi ledakan," tegas dia.
Walau demikian, Hengki belum bisa memastikan jenis bom tersebut. Polisi akan meneliti lebih lanjut perihal benda itu berdasarkan barang bukti yang tersisa di lapangan.
Diberitakan sebelumnya, ledakan rumah tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
Seorang pekerja bangunan berinisial A tewas akibat ledakan tersebut. Sementara itu, pekerja lainnya menderita luka ringan akibat terkena serpihan benda yang meledak.
(Tim Redakasi : Dzaky Nurcahyo, Irfan Maullana, Nursita Sari, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.