Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Patung Kuda: 3 Mahasiswa Sempat Ditangkap, 12 Dibebaskan, dan Janji KSP

Kompas.com - 21/10/2023, 09:24 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana di sekitar Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat (20/10/2023) siang berbeda dari hari biasanya.

Sejak pukul 11.00 WIB, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus, telah ditutup. Jalan dihalangi barier, beton, dan kawat berduri yang melintang.

Penutupan jalan itu sebagai antisipasi demonstrasi mahasiswa terkait kinerja sembilan tahun Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia Capres-Cawapres. Sejumlah ribuan personel aparat gabungan pun dikerahkan.

“Kami menerjunkan pasukan dalam aksi penyampaian aspirasi teman-teman mahasiswa siang ini sejumlah 1.611 personel,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro, Jumat.

Baca juga: Mahasiswa yang Demo di Patung Kuda Lagi-lagi Bakar Ban, Asap Tebal Membubung

Berikut serba-serbi aksi demonstrasi

13 tuntutan

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) tiba sekitar pukul 15.30 WIB.

Para mahasiswa itu jalan beriringan. Mereka datang berjalan kaki dari arah Lapangan Parkir IRTI di Jalan Medan Merdeka Selatan mengarah ke Patung Kuda Arjuna Wijaya.

Di atas mobil komando, berkibar sebuah bendera hitam bergambar tengkorak menggunakan topi yang serupa dengan anime "One Piece".

Setiba di Patung Kuda, sejumlah massa aksi mulai menyampaikan pendapat. Setidaknya ada 13 tuntutan yang disuarakan pada demonstrasi itu.

"Kami punya 13 tuntutan. Dan kami paling menentang keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) dengan lahirnya kembali politik dinasti di Indonesia," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Paramadina Afif Naufal, Jumat.

Baca juga: Ajukan 13 Tuntutan, Mahasiswa Ancam Kembali Turun ke Jalan kalau Asprasinya Tak Didengar

Semula aksi unjuk rasa itu pun berjalan tertib dan aman. Tetapi, pukul 16.37 WIB, penyampaian pendapat itu mulai memanas.

Seorang mahasiswa membawa sebotol bensin dan menyiramkannya ke dua buah ban yang dibiarkan terbakar.

"Izinkan kami masuk!" seru massa.

Setelah itu, seorang mahasiswa lain melempar ban yang terbakar itu ke arah jajaran polisi yang berdiri di belakang beton pembatas.

Sementara itu, di sisi kiri Patung Kuda, sejumlah orator berdiri di atas sebuah mobil komando.

Ada beberapa poster yang ditulis dengan cat pylox. Salah satu tulisannya adalah "Reformasi Dikebiri".

Baca juga: Terobos Kawat Berduri, Tiga Mahasiswa yang Demo di Patung Kuda Ditangkap Polisi

Ragam aspirasi mahasiswa dalam bentuk coretan saat demo di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023). (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)Xena Olivia Ragam aspirasi mahasiswa dalam bentuk coretan saat demo di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023). (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)

3 mahasiswa ditangkap

Pada pukul 16.58 WIB, tiga mahasiswa ditangkap karena menerobos pembatas beton dan kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat.

"Ayo, tangkap yang menerobos ke balik pagar!" teriak petinggi polisi memerintahkan anak buahnya.

Langkah itu diambil setelah polisi memberi peringatan pada peserta aksi untuk tetap tertib.

"Silakan mundur! Jangan memprovokasi kami! Silakan adek-adek mundur!" teriak polisi itu memperingati mahasiswa.

"Nanti setelah aksi kita akan negosiasikan temannya!" katanya lagi.

Baca juga: Ngotot Ingin Terobos Kawat Berduri, Mahasiswa yang Demo di Patung Kuda Bakar Spanduk

Belakangan diketahui yang berteriak itu adalah Kapolres Jakarta Pusat Kombes Susatyo. Namun demikian, imbauannya tak diindahkan para mahasiswa.

Sejumlah mahasiswa tetap bersikeras dan berupaya menerobos pagar pembatas. Setelah itu, peserta aksi saling meneriaki aparat kepolisian.

Kemudian, beberapa perwakilan berjaket almamater dipanggil untuk berdiskusi dengan polisi.

Suasana di sekitar tempat aksi perlahan semakin tidak kondusif. Selain penuh asap bekas ban yang dibakar, tempat kejadian perkara (TKP) juga penuh amarah mahasiswa yang tersulut.

Baca juga: Kapolda Metro Sesalkan Demo Mahasiswa di Patung Kuda Lewati Batas Waktu

10 mahasiswa ditangkap sebelum unjuk rasa

Hari semakin petang, matahari perlahan mulai tenggelam, tetapi para mahasiswa masih terus menyuarakan pendapat mereka di sekitar Patung Kuda.

Di tengah orasi itu, sejumlah orang datang. Mereka disebut adalah para orangtua dari mahasiswa yang ditangkap polisi di Stasiun Gondangdia, Jakpus, jelang demonstrasi.

Para orangtua itu meminta anak-anaknya dibebaskan.

"Lepaskan semuanya! Anak kami bukan (pelaku) kriminal," kata seorang ibu menggunakan pengeras suara.

Mereka dan massa mahasiswa lainnya memberikan waktu 30 menit kepada polisi untuk membebaskan 10 mahasiswa itu.

"Kami tunggu dalam waktu 30 menit dari sekarang. Jangan ada yang tergores! Jangan ada yang terluka!" kata seorang ibu di dekat Patung Kuda.

Baca juga: 10 Mahasiswa Ditangkap Jelang Demo di Patung Kuda, Orangtua: Lepaskan, Mereka Bukan Pelaku Kriminal!

Bahkan, para orangtua itu mengancam akan menginap di Jalan Medan Merdeka Barat jika 10 mahasiswa itu tidak dibebaskan.

"Kami akan menginap di sini jika 10 anak kami tidak Anda lepaskan. Kami tunggu 30 menit," kata ibu tersebut.

Namun demikian, mahasiswa yang ditangkap dan ditahan itu tak kunjung dibebaskan setelah waktu yang diberikan selama 30 menit habis.

Para mahasiswa kembali berteriak memanggil Kapolres Jakpus Kombes Susatyo.

Susatyo yang mendengar itu kemudian memberikan pernyataan bahwa akan melepas 10 mahasiswa yang sebelumnya ditangkap.

"Nanti yang 10 akan dikembalikan. Tidak hanya 10," kata Susatyo.

Baca juga: 10 Mahasiswa Ditangkap Saat Akan Demo di Patung Kuda, Orangtua Ancam Menginap kalau Anaknya Tak Dibebaskan

Belakangan diketahui, ada 12 mahasiswa yang ditangkap sebelum demo. Mereka ditangkap karena dilihat polisi ada yang berbeda dari gelagatnya.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Karyoto yang mendatangi langsung lokasi demonstrasi.

Setalah dibina, para mahasiswa yang sebelumnya ditangkap akhirnya dibebaskan.

"Sudah dikembalikan (orang yang ditangkap) karena dari siang jam 12-an atau jam 11-an sudah diamankan dan sudah dimintai keterangan," kata Karyoto.

Fahrizal, salah satu mahasiswa yang ditangkap mengaku diperlakukan baik oleh polisi saat dirinya ditangkap saat hendak berdemo di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat.

"Enggak diapa-apain, diperlakukan dengan baik. Diberi makan juga," ujar Fahrizal.

Baca juga: Polisi Janji Segera Bebaskan 10 Mahasiswa yang Ditahan Saat Akan Demo di Patung Kuda

Tenaga Ahli Utama KSP Johanes Joko (baju putih) didampingi Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro saat aksi demo mahasiswa berlangsung di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023). (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)Xena Olivia Tenaga Ahli Utama KSP Johanes Joko (baju putih) didampingi Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro saat aksi demo mahasiswa berlangsung di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023). (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)

Janji tenaga ahli KSP

Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko menemui para massa unjuk rasa. Ia pun berjanji akan memberikan 13 tuntutan mahasiswa kepada Kepala KSP, Moeldoko.

"Senin langsung kami berikan ke beliau. Biasanya beliau langsung gerak cepat," kata Yohanes kepada wartawan usai demo selesai di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023).

Ia juga akan mengajak perwakilan mahasiswa untuk bertemu dan berdiskusi dengan kepala dingin.

"Minggu depanlah, kita ketemu dan diskusi supaya lebih jernih. Kalau di lapangan ini kan susah, mau ngomong sejernih apa pun enggak akan dapat (paham)," ujarnya.

Yohanes pun meminta agar mahasiswa berkenan menunggu hingga minggu depan.

Baca juga: Polisi Sudah Bebaskan 12 Mahasiswa yang Ditangkap Saat Akan Demo di Patung Kuda

Tak lama mendengarkan itu, para mahasiswa mulai membubarkan diri. Mereka mulai berangsur meninggalkan kawasan Patung Kuda, tempat aksi unjuk rasa.

Sekitar pukul 20.12 WIB, polisi membubarkan semua mahasiswa. Area Patung Kuda sudah mulai steril sekitar pukul 20:21 WIB.

Namun, kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya terlihat bak kapal pecah usai demo mahasiswa. Sejumlah fasilitas di sekitar Patung Kuda rusak dan dicoret-coret.

Sejumlah beton pembatas didorong hingga jatuh setengahnya. Tidak hanya beton yang menutup akses menuju Jalan Medan Merdeka Barat, pembatas jalur transjakarta juga digulingkan.

Selain itu, pagar yang masih berdiri-diri juga dicoret-coret. Beberapa pagar rantai di sekitar taman juga tumbang dan terlepas dari tanah, tergeletak begitu saja.

Baca juga: Tenaga Ahli KSP Janji Segera Serahkan Tuntutan Mahasiswa dalam Demo ke Moeldoko

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com