Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munculnya Dugaan Jejak Bom Sisa 22 Tahun Lalu di Balik Ledakan Setiabudi

Kompas.com - 24/10/2023, 06:45 WIB
Larissa Huda

Editor

Berdasarkan pengakuan para tersangka itulah diketahui bahwa bom tersebut meledak saat dibawa seseorang yang kemudian menjadi salah satu korban tewas.

Dari hasil pemeriksaan terhadap mayat korban diketahui kedua kaki dari lutut ke bawah serta sebelah tangan kanannya terpotong.

Kondisi seperti itu hanya dimungkinkan apabila bom tersebut meledak saat dibawa. Perihal identitas tiga korban tewas, polisi memastikan mereka adalah Billy, Cekwi, dan Du.

Masih diselidiki

Adapun kepolisian menuturkan masih berupaya menyelidiki ledakan yang menewaskan seorang tukang bangunan itu.

Baca juga: Ditutup Pagar Seng Besi, Begini Kondisi Rumah Tempat Ledakan di Setiabudi yang Tewaskan Pekerja Bangunan

Penyelidikan dilakukan oleh tim gabungan dari laboratorium forensik, balistik metalurgi forensik, kedokteran forensik, Inafis, dan tim penjinak bom Gegana.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, ledakan di Setibudi disebabkan karena benda diduga bom.

"Yang jelas (ada) benda yang diduga bom," kata dia di lokasi ledakan, Rabu (18/10/2023).

Hengki menerangkan, benda diduga bom itu ditemukan pekerja bangunan saat menggali tanah. Benda itu kemudian diangkat oleh salah satu pekerja dan sempat dipukul-pukul.

"Benda diduga bom itu ditemukan di dalam tanah dan diangkat ke atas. Menurut keterangan saksi, benda itu juga sempat dipukul-pukul dan akhirnya terjadi ledakan," tegas dia.

Walau demikian, Hengki belum bisa memastikan jenis bom tersebut. Polisi akan meneliti lebih lanjut perihal benda itu berdasarkan barang bukti yang tersisa di lapangan.

Baca juga: Ciri-ciri Benda Asing dari Lokasi Ledakan di Setiabudi Semakin Jelas, Benar-benar Bom?

Asal usul bangunan

Ledakan yang terjadi di di Setiabudi, Jakarta Selatan, merupakan sebuah rumah kosong yang masih dalam tahap renovasi. Satu orang tewas di tempat dalam insiden itu.

Rumah itu terletak di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, tepatnya bersebelahan dengan Wisma Taman Iskandar Muda Jakarta.

Dilihat sekilas, bangunan dua lantai ini bak rumah kosong yang sudah bertahun-tahun tak dihuni. Menurut Hariyanto, TKP itu dulunya hanyalah sepetak tanah kosong yang ditumbuhi tanaman pisang.

Adapun bentuk bangunan dua lantai seperti sekarang ini, kata Hariyanto telah berdiri sekitar 10 tahun lamanya. Bangunan itu didirikan oleh seorang bernama Ilham selaku pemilik lama lahan itu.

Baca juga: Kesaksian Pekerja Bangunan soal Ledakan di Setiabudi, Berasal dari Benda Berkabel Merah dan Putih

Namun, bangunan itu tak dirampungkan dan dibiarkan kosong hingga kerap dijadikan tempat istirahat bagi para pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Taman Tangkuban Perahu.

"Pernah jadi tempat tinggal tukang ketoprak, tukang nasi goreng, tukang sayur. Tadinya ada dua tahun lah diisi sama tukang-tukang dagang. Yang nempatin tukang dagang," katanya.

Belakangan, setelah Ilham meninggal, tanah beserta bangunan itu dijual kepada pemilik baru yang bernama Aditia.

Pemilik baru tanah itu pun melakukan proyek renovasi, namun naas, justru terjadi ledakan yang menewaskan seorang pekerja dan menyebabkan tiga lainnya terluka.

(Tim Redaksi: Wasti Samaria Simangunsong, Aguido Adri (Kompas.id), Abdul Haris Maulana, Ihsanuddin, Neli Triana (Kompas.id))

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com