Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Mobil Pecah Ban di Tol MBZ, Pengamat: Akibat Buruknya Kualitas Sambungan Aspal

Kompas.com - 24/10/2023, 13:00 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pengamat transportasi sekaligus Koordinator Indonesia Toll Road Watch (ITRW) Deddy Herlambang menanggapi soal 21 mobil yang pecah ban saat melintas di tol layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) arah Cikampek pada Kamis (19/10/2023).

Deddy menyayangkan penyebab insiden tersebut baru diketahui setelah adanya puluhan mobil yang menjadi korban.

"Adanya besi yang tertancap di expansion joint pada girder (balok beton) dapat dikatakan sebagai kegagalan sambungan girder (expansion joint)," kata Deddy dalam keterangannya, diikutip Selasa (24/10/2023).

Baca juga: 21 Mobil Pecah Ban di Tol MBZ, Ini Penyebabnya

Jika dibiarkan, menurut Deddy, insiden mobil pecah ban dapat terulang kembali di masa mendatang.

Selain itu, keluarnya material besi itu dapat dikatakan akibat buruknya kualitas metal sambungan aspal.

"Kegagalan atau rusaknya metal sambungan kemungkinan berasal dari buruknya kualitas metal sambungannya," kata Deddy.

"Kualitas super strukturnya, kelendutan atau kepadatan substruktur, kerusakan kabel sambungan tarik girder dan sebagainya," tambah dia.

Deddy mengatakan, jika pengelola melakukan pemeriksaan secara berkala, insiden itu seharusnya tidak terjadi.

Baca juga: 3 Mobil Kecelakaan di Tol MBZ, Berawal dari Pengemudi yang Kurang Fokus

"Sebenarnya insiden memalukan ini tidak perlu terjadi, apabila audit keselamatan tol MBZ telah dilakukan rutin dan berkala karena kerusakan struktur dapat terdeteksi," ucap dia.

Menurut Deddy, tol MBZ perlu diperiksa rutin karena jalan tol tersebut dibangun berdasarkan super struktur yang mengandalkan pier (kolom) dan girder panjang.

Kedua struktur itu yang memungkinkan adanya perubahan geometrik jalan tol.

Sebelumnya diberitakan, PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) selaku pengelola ruas tol MBZ menjelaskan, penyebab terjadinya insiden itu karena adanya material besi yang menancap di expansion joint atau sambungan aspal Km 18+400 arah Cikampek.

"Petugas menemukan material besi yang menancap pada expansion joint pada lajur 1 yang mengakibatkan sebanyak 21 kendaraan mengalami pecah ban di lokasi tersebut," jelas GM Operasi dan Pemeliharaan PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Desti Anggraeni, Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Kecelakaan 3 Mobil di Tol MBZ, Polisi: Pengemudi dan Penumpang Luka Ringan

Petugas memastikan kembali tidak ada material yang berpotensi membahayakan pengguna jalan setelah melakukan penyisiran.

Pihak pengelola meminta maaf atas terjadinya insiden tersebut.

"JJC meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut," kata Desti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com