“Enggak ada, sudah musnah semua karena dulu pengin bisa bahagiain ibu,” tutur dia pelan.
Namun, tiba-tiba Can kembali membuka suara.
“Sekarang kalau bisa ya satu, pengin bahagiain nenek dengan cara bawa umroh. Umurnya sudah 70, pengin bisa bawa, mumpung masih ada,” kata Can.
Baca juga: Peluncuran Buku Mimpi Tentang Indonesia, Harapan 22 Tokoh Akan Masa Depan Indonesia
“Aku mah gini-gini aja juga udah alhamdulillah. Nenek yang nyelametin aku sejak ibu enggak ada,” lanjut dia.
Puas mengobrol panjang, saya memesan seporsi lontong sayur buatan Can. Seperti biasa, dia langsung cekatan menyiapkan pesanan.
Can bahkan berseloroh sembari menyerahkan piringnya.
“Ini, kak. Maaf ya kalau enggak enak, maklum masakan cowok,” kata Can.
Saya menggeleng dan tertawa. Satu, dua suapan rasanya lumayan enak, buat saya yang biasanya tidak begitu menyukai lontong sayur.
Can berujar, biasanya dia jualan di daerah Palmerah, Jakarta Barat. Kalau tidak di kawasan Stasiun Palmerah, di area dekat Menara Kompas.
“Nanti cari saja, Can yang namanya lontong sayur. Kalau cari Hasanudin, enggak akan ketemu!” celetuk dia sambil tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.