JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta merilis inflasi tahunan Jakarta menyentuh 2,08 persen, Rabu (1/11/2023).
Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan inflasi pada Oktober 2023 yang tercatat 1,89 persen. Kenaikan inflasi Jakarta ke angka 2 persen menunjukkan bahwa harga sejumlah komoditas terus naik dalam setahun terakhir.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS DKI Jakarta Feri Prasetyo Nugroho menyebutkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat 2,32 poin jadi 113,76. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Oktober 2022, yaitu 111,44.
”Harga sejumlah komoditas dalam setahun terakhir terus bergejolak naik. Hal ini terlihat dari inflasi yang mendominasi sejak November 2022 hingga Oktober 2023. Selama itu, deflasi hanya terjadi satu kali, pada Mei 2023,” kata Feri, dikutip dari Kompas.id, Kamis (2/11/2023).
Baca juga: Kenaikan Harga Beras Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Oktober 2023
Dari sebelas kelompok pengeluaran, sepuluh di antaranya mengalami inflasi, yaitu makanan minuman dan tembakau (4,70 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (1,27 persen), perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,11 persen), perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (2,61 persen).
Kemudian, penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,87 persen), transportasi (0,93 persen), pendidikan (1,69 persen), kesehatan (1,40 persen), rekreasi, olahraga dan budaya (1,39 persen), dan informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,27 persen).
Sementara itu, komoditas utama penyumbang inflasi di antaranya beras (0,326 persen), kontrak rumah (0,219 persen), rokok kretek filter (0,100 persen), daging ayam ras (0,098 persen), dan emas perhiasan (0,090 persen).
Adapun komoditas penyumbang deflasi adalah cabai merah (0,041 persen), telur ayam ras (0,019 persen), pepaya (0,018 persen), ikan gurame (0,013 persen), dan air conditioner atau AC (0,012 persen).
Berdasarkan laman Info Pangan Jakarta, harga rata-rata sejumlah komoditas mengalami kenaikan, di antaranya beras premium, minyak goreng, cabai keriting dan besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih.
Kemudian, gula pasir, garam, kentang ukuran sedang, tomat, jeruk, daging sapi has, daging kambing, ikan mas, ikan lele, susu kental manis juga ikut naik. Kenaikan mulai dari Rp 29 sampai Rp 2.263.
Baca juga: Pemprov DKI Optimistis Inflasi Jakarta Tetap di Bawah Nasional
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta optimistis inflasi di Ibu Kota dapat ditekan dan tetap berada di bawah angka nasional, yakni 2,28 persen.
"Mudah-mudahan kami masih optimis masih di bawah nasional inflasi DKI Jakarta. Memang ada banyak upaya yang telah kami lakukan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati kepada wartawan di RPTRA Rawa Jaya, Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Eliawati, salah satu upaya pengendalian inflasi adalah mendorong masyarakat bercocok tanam, sebagai bagian dari program ketahanan pangan.
Dia mencontohkan kegiatan panen cabai yang dilakukan serempak di seluruh kelurahan di Jakarta Timur.
Cabai tersebut merupakan hasil kegiatan bercocok tanam di lahan-lahan kosong yang digerakan oleh para lurah.
Baca juga: Inflasi Oktober 2023 Capai 0,17 Persen, Disumbang Harga Beras hingga Cabai