Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Headway" LRT Jabodebek Jadi Lebih Lama, Penumpang Berharap Ada Penyesuaian Tarif sampai Layanan Normal

Kompas.com - 02/11/2023, 12:35 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sandy Sanjaya (32), pengguna layanan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek berharap manajemen LRT Jabodebek melakukan penyesuaian tarif imbas waktu tunggu kedatangan atau headway kereta yang jadi lebih lama.

Seperti diketahui, headway LRT Jabodebek jadi lebih lama karena 18 dari 27 rangkaian kereta atau trainset yang tersedia harus masuk bengkel akibat rodanya mengalami keausan.

Sandy mengatakan, tarif maksimal LRT Jabodebek saat ini begitu mahal mengingat layanannya sedang tidak optimal.

"Tarif (maksimal) Rp 20.000 itu terlalu mahal. Perlu penyesuaian lagi karena ini juga kayaknya belum sepenuhnya beres (sempurna)," jelas Sandy ketika ditemui di Stasiun Jatimulya, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Headway Jadi Lebih Lama, Pengguna LRT: Waktu Perjalanan Sama Kayak Kena Macet

Sandy mengungkapkan, headway lebih lama ditambah kecepatan kereta yang diturunkan merugikan penumpang yang berharap bisa lebih cepat sampai ke tempat tujuan.

Akibat headway yang lebih lama, itu membuat waktu tempuh perjalanan menggunakan LRT Jabodebek seperti tidak ada bedanya dengan kendaraan yang macet-macetan di jalan.

"Sama saja (seperti kena macet). Waktu nunggunya lama, ditambah waktu perjalanannya juga lama, jadi sama saja," kata Sandy.

Perpanjang masa uji coba dan kembali terapkan tarif murah

Sebelumnya, pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno menganjurkan LRT Jabodebek kembali memperpanjang masa uji cobanya dan kembali menerapkan tarif murah akibat banyaknya rangkaian kereta yang masuk bengkel sehingga membuat pelayanan moda transportasi itu tak lagi optimal.

"Ya memang LRT itu dulu masa tesnya masih kurang. Jadi kalau berkaca pada MRT itu setahun lah masa tesnya, statis dan dinamis itu setahun," kata Djoko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Baca juga: Pengamat Sarankan LRT Jabodebek Terapkan Tarif Murah Sampai Layanan Normal

Jika masa uji coba diperpanjang sembari membenahi segala kekurangan pada kereta, pemerintah bisa kembali menerapkan tarif murah.

"Kalau kemarin kan begitu singkat. Artinya, anggap aja sekarang ini masa tes saja. Oleh sebab itu selama masa tes ini mungkin tarifnya enggak usah ideal-ideal. Bayar, tapi mungkin dikurangi lah tarifnya gitu," kata dia lagi.

Misalnya saja, selama masa uji coba diperpanjang, pemerintah bisa memberikan tarif subsidi atau potongan 50 persen.

Tarif murah itu bisa diberlakukan sampai LRT benar-benar siap beroperasi secara teknis dengan dukungan sarana memadai.

"Iya anggap aja ini masih masa uji coba, orang boleh naik tapi tarifnya tarif subsidi, atau cuma 50 persen saja, gitu," ujar Djoko.

Diberitakan sebelumnya, waktu tunggu (headway) penumpang di Stasiun LRT Jabodebek kini lebih lama dari biasanya.

Baca juga: Kemenhub Dorong Operator LRT Jabodebek Optimalkan Layanan Meski Hanya Operasikan 8 Train Set

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com