JAKARTA, KOMPAS.com - Khaidar dan Imam Masykur sempat disuruh bertukar-tukar posisi saat diculik terdakwa Praka Riswandi Manik, Praka Heri Sandi, dan Praka Jasmowir pada 12 Agustus 2023.
Dalam kesaksiannya di sidang kasus pembunuhan Imam Masykur, Khaidar mengungkapkan bahwa mulanya ia duduk di barisan tengah mobil yang disewa para pelaku.
"Duduk di tengah. Mereka (tiga oknum TNI) pada pakai masker," tutur dia di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2023).
Saat diculik oleh para pembunuh Imam Masykur dari tempatnya bekerja di daerah Condet, Jakarta Timur, Khaidar langsung diarahkan ke kursi barisan tengah.
Baca juga: Detik-detik Penjual Obat Diculik 3 Oknum TNI dan Bertemu Imam Masykur di Dalam Mobil
Sebab, bagian belakang mobil yang joknya sudah dilepas telah ditempati oleh Imam Masykur.
Di dalam mobil, ia duduk dengan posisi diapit oleh dua pelaku, sedangkan satu di kursi pengemudi.
Khaidar tidak mengenali para pelaku karena wajah mereka ditutupi masker, dan mata Khaidar ditutup.
"Mata belum ditutup, berjalan mobil (saya) diminta (buka) M-banking, saya kasih. Habis itu disuruh buka baju, disuruh tutup mata pakai kaus sendiri," ungkap Khaidar.
Selang beberapa waktu setelah Khaidar terpaksa masuk ke dalam mobil, ia ditanya apakah ingin diproses di mobil atau di kantor.
Khaidar mengatakan, ia ingin diproses di mobil saja. Pada saat itulah ia mengetahui keberadaan Imam Masykur yang berada di bagian belakang mobil.
Imam diminta menelepon bosnya yang bernama Rasidi untuk meminta tebusan sebesar Rp 50 juta menggunakan ponselnya.
"Dibuka matanya, HP dikasih, disuruh pencet (nomor telepon bosnya). HP-nya dipegang mereka. Sempat (ngomong) cuma minta tebusan. Saya bilang sama abang minta tebusan Rp 50 juta. Dibilang bos saya, 'mana ada duit Rp 50 juta? Rp 5 juta saja enggak ada'," ujar dia.
Setelah itu, Khaidar diminta bertukar posisi dengan Imam Masykur. Korban juga diminta menelepon bosnya, yang mana dijawab ia tidak punya bos.
Namun, ia menghubungi saudaranya. Khaidar tidak tahu siapa, tetapi suara yang terdengar dari telepon yang dikeraskan suaranya adalah laki-laki.
Khaidar kembali disuruh bertukar posisi dengan Imam Masykur. Ia kembali duduk di barisan tengah, dan korban di bagian belakang mobil.