Khaidar kembali disuruh menelepon bosnya, tetapi tidak diangkat karena nomornya diblokir.
Menurut keterangan bosnya, ia sengaja memblokir nomor Khaidar karena merasa kasihan. Jika semakin ditanggapi, karyawannya bakal semakin disiksa.
"Katanya (pelaku), 'Kalau kamu enggak punya uang, dipukul saja', (kata) sebelah saya. Enggak paham siapa yang mukul, enggak kenal. Yang jelas ada yang mukul. Pertama dipukul mengepal, itu yang sebelah kiri lebih dulu mukul. Ditonjok di muka," ungkap Khaidar.
Baca juga: Tolak Bertemu Keluarga Pembunuh Anaknya, Ibunda Imam Masykur: Sekarang Bukan Saatnya..
Ia merasa kesakitan, tetapi tidak menangis. Kemudian, Khaidar dicambuk.
"Dicambuk saya. Waktu itu agak gelap, tapi seperti kabel listrik warna putih. Kurang tahu, saya soalnya enggak lihat jelas. (Dipukuli dan dicambuk) Tiga menit, saya cuma 'aduh' doang. Takutnya lebih parah lagi kalau saya berontak," jelas dia.
Setelah itu, Imam Masykur kembali disuruh duduk di kursi barisan tengah untuk menelepon orang lain terkait uang tebusan Rp senilai 50 juta.
Karena tidak membuahkan hasil, dua korban penculikan itu kembali disuruh bertukar posisi, sebelum akhirnya Khaidar dilepaskan di jalan tol.
Dalam perjalanan di tol, baju yang sebelumnya digunakan sebagai penutup mata Khaidar dicopot.
Ia disuruh mengenakan bajunya kembali. Ia juga disuruh mengambil dan menggunakan sandalnya.
Setelah itu, Khaidar disuruh menghadap ke arah belakang dan lompat keluar mobil. Khaidar sendiri tak mengetahui alasan dia diturunkan di jalan tol.
Khaidar mengaku tak mengetahui lokasi dia diturunkan. Namun, seingatnya, ada plang Mekarsari saat ia berjalan kaki di luar pagar pembatas tol, usai ditinggalkan para pelaku.
Namun, jaraknya cukup jauh. Ia terus berjalan kaki ke arah plang itu. Sepanjang berjalan kaki, Khaidar mencoba menghentikan pengendara lain yang melintas.
"Saya setop mobil, enggak ada yang mau berhenti, cuma ngelihatin doang. Itu saya terus jalan kaki. Ada yang jaga di samping pintu tol itu. Itu petugas, enggak tahu apa. Saya minta tolong mereka, minta orderin Grab buat saya," terang Khaidar.
Ia diarahkan untuk berjalan kaki sedikit lagi ke depan sampai keluar tol, lalu dipesankan transportasi online itu.
Sebagai informasi, Imam Masykur tewas usai diculik dari toko obatnya di wilayah Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, pada 12 Agustus 2023.
Dia disiksa di dalam mobil lalu jasadnya dibuang ke sungai. Jasad Imam ditemukan di aliran sungai daerah Karawang, Jawa Barat.
Saat ini, ketiga pelaku didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Imam.
Ketiganya didakwa dengan dakwaan primer Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP atau Pasal 351 ayat 3 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP dan Pasal 328 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP.
Baca juga: Cerita Penjual Obat yang Juga Diculik Pembunuh Imam Masykur, Masuk ke Mobil Pelaku agar Tak Dipukuli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.