Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Khaidar Dengar Imam Masykur Telepon Keluarga Minta Uang Tebusan Rp 50 Juta

Kompas.com - 03/11/2023, 16:12 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang obat bernama Khaidar mendengar percakapan yang terjadi antara Imam Masykur dengan keluarganya.

Khaidar turut diculik bersama Imam Masykur, oleh tiga anggota TNI yang terdiri dari Praka Riswandi Manik, Praka Heri Sandi, dan Praka Jasmowir dari Kodam Iskandar Muda Aceh, pada 12 Agustus 2023.

Menurut Khaidar, Imam Masykur menelepon keluarganya saat berada di dalam mobil yang disewa tiga oknum TNI itu.

Baca juga: Khaidar dan Imam Masykur Sempat Bertukar Posisi Duduk Saat Diculik 3 Oknum TNI

Khaidar mengaku mendengar Imam Masykur menelepon keluarganya untuk meminta uang tebusan senilai Rp 50 juta.

"Kata-katanya, 'Bang bantu aku sebentar. Ini aku lagi ditangkap'. Disuruh kirimin uang, minta Rp 50 juta. Kata yang di telepon, 'Mana ada uang, kita kan habis kena musibah, lagi enggak ada uang sekarang'" kata Khaidar di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2023).

Khaidar yang diculik dari tempat kerjanya di kawasan Condet, Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa saat itu telepon langsung dimatikan. Kemudian terdengar suara seperti Imam Masykur sedang dipukuli.

Baca juga: Detik-detik Penjual Obat Diculik 3 Oknum TNI dan Bertemu Imam Masykur di Dalam Mobil

"Langsung kayak dipukul. Ada teriakan, 'Aduh... aduh...'. Teriak mungkin karena dipukul. Saya enggak tahu dipukul pakai apa karena saya enggak lihat," tutur dia.

Khaidar melanjutkan, Imam Masykur juga sempat menghubungi ibunya yang bernama Fauziah.

Kepada sang ibunda, Imam Masykur kembali meminta uang sebesar Rp 50 juta.

"Lalu ditelepon ibunya, terus bilang, 'ibu, minta duit Rp 50 juta. Saya sebentar lagi mau mati'. (Ibunya menjawab) 'Aduh, malam-malam begini mau cari di mana, nak?'. (Imam Masykur melanjutkan), 'Enggak tahu, bu. Cari saja. Saya sudah mau mati'. Sampai batuk-batuk dia (Imam Masykur). Kata ibunya mau diusahakan," ungkap Khaidar.

Ia menjelaskan, suara Fauziah terdengar jelas karena telepon dalam kondisi loud speaker sehinggaPraka Riswandi Manik, Praka Heri Sandi, dan Praka Jasmowir juga dapat mendengarnya.

Baca juga: Tolak Bertemu Keluarga Pembunuh Anaknya, Ibunda Imam Masykur: Sekarang Bukan Saatnya..

Dalam obrolan itu, ada juga ancaman dari para pelaku bahwa Imam Masykur akan dibunuh dan dibuang jika uang Rp 50 juta itu tidak lekas dikirim.

"Dengar (ancaman), pak. Menurut saya, semua orang dengar. Kan suaranya keras. Katanya (uang) enggak ada sekarang, adanya besok. Disebut (pelaku), 'Kamu mau lihat anakmu dipukul sampai mati (dan) dibuang ke sungai?" ungkap Khaidar.

Sebagai informasi, Imam Masykur tewas usai diculik dari toko obatnya di wilayah Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, pada 12 Agustus 2023.

Dia disiksa di dalam mobil lalu jasadnya dibuang ke sungai. Jasad Imam ditemukan di aliran sungai kawasan Karawang, Jawa Barat.

Saat ini, ketiga pelaku didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Imam.

Ketiganya didakwa dengan dakwaan primer Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP atau Pasal 351 ayat 3 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP dan Pasal 328 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com