Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Jadikan Teror Bom sebagai Lelucon, Pakar Hukum: Dampaknya Sangat Dahsyat

Kompas.com - 03/11/2023, 17:39 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, mengatakan jangan pernah menjadikan teror bom sebagai lelucon karena dampak buruknya.

"Dampak teror itu dahsyat. Tidak mustahil bisa menimbulkan kematian karena terkejut dan penyakit jantung bisa kambuh," ucap Fickar kepada Kompas.com, Jumat (3/11/2023).

Seperti diketahui, teror bom palsu dari orang tak dikenal sempat menghebohkan pengelola Koja Trade Mall di Jakarta Utara pada Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Pelajar yang Kirim Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall Diberi Sanksi DO?

Teror bom itu diterima pengelola dari sebuah pesan langsung media sosial Instagram. Lantaran takut, pengelola langsung melapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Koja.

Setelah kepolisian menyisir lokasi itu, kepolisian memastikan bahwa teror bom itu palsu lantaran pelaku sebenarnya adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 114 Jakarta.

"Meski tidak dapat dinyatakan sebagai kesengajaan pembunuhan, tetapi paling tidak karena kelalaiannya dari tror palsu itu menyebabkab kematian orang lain," ucap Fickar.

Ia juga mengingatkan bahwa teror palsu itu bisa menjerat pelakunya dengan undang-undang tentang terorisme. Artinya, perbuatan itu tak bisa dibenarkan sama sekali.

"Terornya berhasil atau tidak, tindak pidananya selesai (sudah terjadi). Karena orang sudah terteror," ucap Fickar.

Baca juga: Siswanya Bikin Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall, Kepala Sekolah: Sebenarnya Mereka Anak Baik

Kronologi

Ulah teror bom palsu ini bermula saat pelaku menargetkan H sebagai lelucon. Pelaku menyasar H karena target ini memiliki karakter yang culun dan lemah gemulai.

Mulanya RF memberikan nomor telepon H kepada FA. Kemudian, FA menghubungi H melalui pesan singkat WhatsApp dengan memasang gambar Noordin M Top sebagai foto profil.

"Assalamualaikum. Apakah benar ini bersama Hilbram anggota Syiah? Kami akan melakukan pengeboman di daerah Koja Trade Mall. Jika kamu peduli dengan Noordin M Top, kamu harus mengikuti acara pengeboman," demikian bunyi pesan FA kepada H.

H yang tidak mengetahui bahwa pengirim pesan itu FA, langsung meng-capture pesan tersebut dan mengirimkannya ke akun Instagram Koja Trade Mall melalui fitur direct message.

Baca juga: Pelajar Bikin Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall, Kasudin Pendidikan: Kami Sudah Berusaha Mencegah...

Mendapat pesan tersebut, pihak Koja Trade Mall melapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Koja. Setelah menyisir sejumlah sudut gedung, polisi tidak menemukan bom di sana.

Spontanitas belaka

Syahroni memastikan para pelaku tak terafiliasi jaringan teroris mana pun meski ada gambar Noordin M Top sebagai foto profil WhatsApp-nya.

"Berdasarkan pendalaman terhadap siswa FA dan H, itu hanya terlintas saja, hanya spontanitas mereka," kata Syahroni.

Syahroni juga memastikan bahwa teror bom itu hanya lelucon yang dibuat para pelaku.

Baca juga: Polisi Belum Tetapkan Tersangka dalam Kasus Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall

"Motif mereka, berdasarkan pengakuan saudara FA dan H, mereka ingin… apa bahasa anak sekarang itu, nge-prank," kata Syahroni.

Setidaknya sebanyak enam pelajar SMA 114 Jakarta ditangkap akibat ulah teror bom palsu itu.

Dari enam pelajar, lima di antaranya dipastikan terlibat membuat teror bom palsu tersebut. Mereka adalah FA, H, RF, KH, dan SAL.

(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Jessi Carina, Akhdi Martin Pratama, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com