BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi melalui aparat setempat melakukan penutupan pabrik arang ilegal yang beroperasi di Jatirangga, Kelurahan, Jatisampurna, Kota Bekasi, Rabu (15/11/2023).
Penyegelan sekaligus penutupan total itu dilakukan karena pabrik tersebut dijalankan tanpa surat izin alias ilegal.
Selain itu, penutupan bermula dari adanya keluhan warga setempat yang menilai pabrik tersebut mencemari lingkungan sekitar.
"Pertama asap yang sangat memprihatinkan, kemudian kemarin khawatir terjadi kebakaran, melihat kondisi cuaca yang sedang panas," ujar Lurah Jatirangga Ahmad Apandi di lokasi, Rabu.
Baca juga: Pabrik Arang Ilegal di Bekasi Ditutup Usai Dikomplain Warga karena Cemari Lingkungan
Apandi mengatakan, pihaknya sudah memberikan teguran sebelumnya kepada pemilik pabrik setelah mendapat laporan dari warga.
"Kami lakukan penutupan, karena kemarin sebelumnya sudah kami tegur, yang bersangkutan sudah berjanji. Makanya hari ini ditutup supaya tidak ada aktivitas lagi," imbuhnya.
Baca juga: Satgas Pengendalian Polusi Jakarta Segel 3 Produsen Batu Bara dan 1 Pabrik Arang
Apandi mengatakan, selain warga yang terkena dampaknya, pemilik menjalankan usaha pembuatan arang itu tanpa izin ke Pemerintah.
"Dari warga juga tidak ada persetujuan terkait dengan usaha yang ada di sini. Jadi memang bisa dibilang ilegal, izinnya tidak ada," ujarnya.
Warga pun mengeluh adanya asap yang ditimbulkan pabrik. Apandi juga telah menerima bukti berupa video dari warga terkait pencemaran itu.
"Kemarin khawatir terjadi kebakaran, melihat kondisi cuaca yang sedang panas," tutur dia.
Baru beroperasi 4 bulan
Pemilik pabrik Khoidirun mengatakan, usahanya baru berjalan empat bulan dan pemilihan tempat yang dijadikan pabrik itu diurus oleh tim bagian lapangan.
"Ada yang orang lapangan sini, saya cuma dapat informasi ada tempat, soal izin gimana, dia yang urus. Baru empat bulan, tadinya ikut orang," kata dia.
Baca juga: Pabrik Arang Ilegal yang Ditutup di Bekasi Sudah Beroperasi 4 Bulan
Khoidirun menuturkan, pabrik arang yang barangnya dijual ke agen dan pasar ini merupakan usaha sendiri.
Ia memiliki dua orang karyawan. Pendapatan hariannya pun tak menentu.