Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Alasan Pengendara Motor di Jaktim Nekat Langgar Aturan Lalin

Kompas.com - 17/11/2023, 08:47 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara motor di Jakarta Timur mengaku cukup sering melanggar aturan lalu lintas saat berkendara.

Ada beragam alasan mereka melakukan pelanggaran, mulai dari menerobos lampu merah karena mengejar waktu, sampai tidak memakai helm karena ribet.

Warga Ciracas, Jakarta Timur, Adi (40), mengaku melanggar aturan lalu lintas ketika dia melintas di jalan perumahan.

"Seringnya enggak pakai helm. Tapi biasanya cuma kalau di jalan raya perumahan kayak Jalan Lapangan Tembak Cibubur," ucap dia kepada Kompas.com, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Alasan Pengendara Motor Langgar Aturan Lalu Lintas: Terburu-buru Dikejar Waktu

Menurut dia, selama tujuannya hanya berjarak maksimal 20 meter dari rumahnya, Adi tidak perlu memakai helm.

Selain karena titik yang dituju dekat, Adi juga sudah memahami medan yang dilalui karena ia lahir dan besar di sekitar Jalan Lapangan Tembak.

Tidak hanya itu, memakai helm untuk jarak tempuh yang dekat di jalan perumahan hanya membuatnya ribet.

"Kecuali, kalau di jalan raya kayak Jalan Raya Bogor, baru pakai helm. Lengkap juga sama SIM dan STNK. Kalau di jalan raya perumahan, cuma bawa badan, bawa duit, dan bawa motor saja buat beli rokok atau belanja ke pasar," jelas Adi.

Baca juga: Lika-liku Pengendara di Ibu Kota, Nekat Langgar Lalin meski Berujung Tilang

Untuk perjalanan jauh, Adi tetap mengenakan helm demi keamanan dan menghindari terkena tilang.

Senada dengan Adi, warga Depok bernama Ardi (34) tidak menggunakan helm hanya saat melintas di jalan perumahan.

"Ngelanggar (tidak pakai helm) karena enggak ada petugas buat penertiban," terang Ardi kepada Kompas.com, Rabu.

Selain itu, Ardi juga tidak memakai helm karena titik yang dituju dekat, misalnya sekadar ke toko atau rumah teman satu kompleks.

Baca juga: 201 Pengendara Motor Langgar Lalu Lintas di Margonda Raya Depok dalam 1 Jam, Mayoritas Tak Pakai Helm

Kenny (27), perantau asal Padang, Sumatera Barat, juga tidak memakai helm karena alasan jarak tempuh yang dekat.

"Saya juga kalau misal lagi berhenti di tengah-tengah perjalanan, terus copot helm disangkutin ke jok, biasanya juga enggak pernah dipake lagi pas lanjutin perjalanan. Males saja ambilnya," ungkap Kenny, Rabu.

Mengejar waktu

Tidak menggunakan helm bukan satu-satunya jenis pelanggaran yang dilakukan Ardi dan Kenny.

Untuk Ardi, ia juga menerobos lampu merah dan melintas di jalur Transjakarta. Ia terpaksa melanggar karena terburu-buru.

"Biasanya nerobos kalau, selain buru-buru, juga kondisi jalanan lengang, jadinya ya terobos saja lah. Kalau lewat jalur Transjakarta karena jalur utamanya macet," jelas Ardi.

Baca juga: Demi Efisiensi Waktu, Pengendara di Ibu Kota Nekat Lawan Arah dan Masuk Busway

Ardi juga menambahkan, ia biasanya menerobos lampu merah dan masuk ke jalur Transjakarta atas inisiatif sendiri, dan mengikuti pengendara lain.

"Tapi kalau dibanding sama ikutin aturan lalu lintas, ya lebih sering patuh. Cuma karena saya suka nerobos dan lain-lain, bukan berarti setiap di jalanan ada keinginan untuk harus selalu melanggar," tegas Ardi.

Kenny juga melanggar aturan lalu lintas lainnya, yaitu menerobos lampu merah, melawan arah, dan masuk ke jalur Transjakarta.

Alasannya pun sama dengan Ardi, yakni ingin mengejar waktu dan menghindari macet.

"Tapi buat lawan arah seringnya karena putarannya terlalu jauh atau lampu merahnya kelamaan," Kenny berujar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com