Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panti Pijat Plus-plus Menjamur di Pulogebang, Emak-emak Jadi Resah Saat Suami Tak Pulang

Kompas.com - 21/11/2023, 14:42 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu-ibu di Kampung Sawah Indah, RT 001 RW 05, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, merasa khawatir dengan menjamurnya panti pijat plus-plus di sana.

Panti pijat plus-plus ini berlokasi di Jalan Cakung Cilincing Timur, Kampung Sawah Indah.

"Ibu-ibu juga bingung, kalau bapak-bapak enggak pulang, pada khawatir (suaminya berkunjung ke panti pijat)," tutur warga bernama Dasrizal di Kampung Sawah Indah, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Warga Pulogebang Demo di Sepanjang Jalan Tempat Prostitusi Berkedok Panti Pijat

Panti pijat sudah ada di kawasan itu sejak 2005. Mulanya, hanya ada dua panti pijat plus-plus di sana.

Seiring berjalannya waktu, bisnis prostitusi terselubung itu semakin menjamur. Saat ini, ada sekitar 15 panti pijat plus-plus di Jalan Cakung Cilincing Timur.

Kemungkinan suami berkunjung ke panti pijat plus-plus bukan satu-satunya kekhawatiran yang dirasakan emak-emak.

Baca juga: Warga Pulogebang Resah, Praktik Prostitusi dari Panti Pijat Mulai Masuki Permukiman

Mereka, termasuk Dasrizal, juga khawatir terhadap nasib generasi muda yang tinggal di kawasan ramai panti pijat plus-plus.

Sebab, para pekerja seks komersial (PSK) disebut semakin berani menawarkan diri ke jalan-jalan perumahan.

"Keresahan saya sebagai warga dan juga orangtua, itu (bisnis prostitusi) bisa merusak generasi muda. Anak-anak lihat cewek-cewek di pinggir jalan, pakai celana pendek," tutur dia.

"Mereka berkedok tempat urut, tapi plus-plus. Panti pijat buka 24 jam. Meresahkan karena (warga dan pengendara yang melintas) dipanggil-panggil (oleh para PSK)," sambung Dasrizal.

Keluhan tidak digubris

Selama ini, warga setempat sudah menegur para pemilik panti pijat. Namun, mereka tidak digubris.

Karena itu, ibu-ibu majelis taklim yang sudah "gerah" memutuskan untuk menggelar aksi damai, Minggu (19/11/2023) malam.

Aksi damai berlangsung mulai dari Gang Damai. Kemudian, para peserta berjalan keluar ke Jalan Cakung Cilincing Timur.

Baca juga: Panti Pijat Plus-plus Bikin Resah, Warga Pulogebang: Bisa Rusak Generasi Muda

Selanjutnya, mereka masuk ke dalam Gang Sejahtera sebelum kembali ke rumah masing-masing untuk mengakhiri aksi damai.

"Tidak ada perusakan (oleh peserta) dan lain-lain. Semalam (panti pijat yang masih buka) sudah ditutup warga (saat aksi damai)," ujar Dasrizal.

Saat ini, belasan panti pijat yang sebelumnya buka 24 jam itu dalam keadaan tutup.

Namun, Dasrizal mengatakan bahwa pihaknya akan bersurat kepada pihak Kecamatan Cakung untuk memastikan panti pijat tutup selamanya.

"Kalau masih tidak tutup atau tetap buka, warga yang bakal nutup, setiap minggu kami lakukan aksi. Memang sudah permintaan warga (untuk menutup panti pijat plus-plus)," kata Dasrizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com