JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Sawah Indah RT 001/RW 05 Pulogebang, Dasrizal, mengaku resah dengan panti pijat yang diduga juga bergerak dalam bidang prostitusi.
Panti pijat "plus-plus" ini berlokasi di Jalan Cakung Cilincing Timur, Pulogebang, Jakarta Timur.
"Keresahan saya sebagai warga dan juga orangtua, itu (bisnis prostitusi) bisa merusak generasi muda. Anak-anak lihat cewek-cewek di pinggir jalan, pakai celana pendek," tutur dia di Cakung, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).
Panti pijat plus-plus itu sudah ada di kawasan Kampung Sawah Indah sejak 2005. Saat itu, hanya satu sampai dua panti pijat.
Baca juga: Warga Pulogebang Demo di Sepanjang Jalan Tempat Prostitusi Berkedok Panti Pijat
Lambat laun, jumlahnya semakin bertambah sehingga meresahkan warga. Para pekerja seks komersial (PSK) juga disebut semakin "berani" dalam bekerja karena memasuki jalan perumahan.
Dasrizal menuturkan, hadirnya bisnis prostitusi terselubung itu juga membuat ibu-ibu resah.
"Ibu-ibu juga bingung, kalau bapak-bapak enggak pulang pada khawatir (berkunjung ke panti pijat)," tutur dia.
"Mereka berkedok tempat urut, tapi plus-plus. Panti pijat buka 24 jam. Meresahkan karena (warga dan pengendara yang melintas) dipanggil-panggil (oleh para PSK)," sambung Dasrizal.
Baca juga: Warga Pulogebang Resah, Praktik Prostitusi dari Panti Pijat Mulai Masuki Permukiman
Dasrizal mengatakan, selama ini warga setempat sudah melayangkan teguran. Namun, para pemilik tempat usaha tidak menggubrisnya.
Karena tidak pernah digubris, ibu-ibu majelis taklim yang sudah gerah dengan hal tersebut memutuskan untuk menggelar aksi damai, Minggu (19/11/2023) malam.
Aksi damai berlangsung mulai dari Gang Damai. Kemudian, para peserta berjalan keluar ke Jalan Cakung Cilincing Timur.
Selanjutnya, mereka masuk ke dalam Gang Sejahtera sebelum kembali ke rumah masing-masing untuk mengakhiri aksi damai.
Baca juga: Tuntutan Penutupan Panti Pijat Plus-plus di Cakung Tak Digubris Pemilik Bisnis
"Tidak ada perusakan (oleh peserta) dan lain-lain. Semalam (panti pijat yang masih buka) sudah ditutup warga (saat aksi damai)," ujar Dasrizal.
Sampai saat ini, belasan panti pijat yang sebelumnya buka 24 jam dalam keadaan tutup.
Namun, Dasrizal mengatakan bahwa pihaknya akan bersurat ke pihak Kecamatan Cakung untuk memastikan panti pijat tutup selamanya.
"Kalau masih tidak tutup atau tetap buka, warga yang bakal nutup, setiap minggu kami lakukan aksi. Memang sudah permintaan warga (untuk menutup panti pijat plus-plus)," pungkas Dasrizal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.