Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD DKI Gandeng TNI-Polri, Antisipasi Banjir Saat Pencoblosan Pemilu 2024

Kompas.com - 24/11/2023, 14:54 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menggandeng jajaran TNI-Polri untuk mengantisipasi banjir yang berpotensi terjadi saat hari pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sebab, pelaksanaan pemungutan suara bertepatan dengan puncak musim hujan di Jakarta yang diprediksi berlangsung pada Januari-Februari 2024.

"Tujuannya membangun kesiapsiagaan semua pihak untuk menghadapi musim hujan 2023-2024. Berikutnya, mengantisipasi skenario terburuk kejadian banjir pada saat pelaksanaan Pemilu 2024," ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Heru Budi Ingatkan Jajarannya agar Waspada Banjir Saat Puncak Musim Hujan

Kolaborasi tersebut, kata Isnawa, melibatkan 300 personel gabungan yang akan ditugaskan sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana.

Adapun bencana yang diantisipasi tidak hanya banjir akibat curah hujan tinggi, melainkan juga potensi banjir rob di wilayah pesisir.

"Sehingga diperlukan kesiapsiagaan personel dan sarana prasarana terhadap potensi ancaman banjir dan rob, terutama pada wilayah rawan," kata Isnawa.

Untuk diketahui, KPU DKI Jakarta saat ini sedang memetakan tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan terendam banjir.

Baca juga: KPU DKI Data TPS Rawan Banjir

"Kami berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dalam rangka pendataan ini," ujar Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata dalam acara coffee morning di Kantor KPU Provinsi DKI Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Upaya itu sebagai bentuk mitigasi agar proses pemungutan suara, baik pilpres, pileg, hingga pilkada, berjalan lancar.

Menurut catatan KPU, sejumlah daerah di Jakarta, rawan banjir. Oleh sebab itu, pihaknya perlu meminta data itu kepada BPBD.

Baca juga: Jakarta Berpotensi Banjir di Awal 2024, Heru Budi: Semoga Ramalan BMKG Tak Terjadi

Tujuannya, agar KPU bisa membuat skenario alternatif pemungutan suara di TPS tersebut.

"Intinya, jangan sampai ada TPS yang enggak bisa dipakai karena banjir. Kalau memang enggak bisa, ya dipindah atau opsi lain. Karena syarat berdirinya TPS itu H-24 jam harus berdiri," lanjut Wahyu.

Ia berharap pendataan rampung dalam waktu dekat agar KPU memiliki waktu untuk merancang skenario.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com