BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak enam balita di Jatiwarna, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, mengikuti program pemberian makanan tambahan (PMT) selama tiga bulan.
Program ini diinisiasi Kompas.com untuk membantu masyarakat mengurangi angka stunting dengan pemberian makan dan edukasi.
Enam balita, yakni, MR (2), MG (2), RI (2), K (2), R (4), dan IK (2), memiliki berat badan di bawah anjuran World Health Organization (WHO).
Baca juga: Pemkot Depok Kembali Beri Makanan Pencegah Stunting, Menunya Dimsum Isi Ayam-Sayuran
Nutrisionist Puskesmas Jatiwarna, Fiatiana Setyo Utomo mengatakan, program PMT ditujukan untuk balita yang terindikasi kekurangan gizi atau stunting.
"Kader di sini ada yang masak setiap hari, balita mengambil makanan, dilakukan penimbangan setiap per dua minggu sekali," ujar Fiatiana kepada Kompas.com, belum lama ini.
Fiatiana bersyukur orangtua keenam balita itu merespons dengan antusias.
"Saya tekankan di sini, program PMT lokal bukan menjadi sumber utama, yang menjadi tanggung jawab tetap orangtua," ujar dia.
Fiatiana melanjutkan, dalam program ini, orangtua diberikan edukasi pemahaman mengenai gizi anak yang perlu diperhatikan.
Baca juga: Kelurahan Jatimulya Depok Raih Penghargaan Bebas Stunting 2023, Lurah: Program Kami Bukan Hanya PMT
"Contoh menunya, pemberian vitamin, makanan padat, gizi seimbang, lauk pauk, buah, puding. Saya titipkan ke mereka juga informasikan ke ibu-ibu lain," ujar dia.
Pasalnya, selama ini, Fiatiana masih banyak melihat ibu-ibu yang hanya memberikan telur dadar dengan nasi atau mie instan.
Fiatiana menuturkan, salah satu penyebab enam anak yang terindikasi kekurangan gizi itu karena kurangnya pemahaman orangtua.
"Mereka dari gakin (keluarga miskin), enggak mungkin kami kasih orang mampu. Tingkat pengetahuan rendah, belum mengerti pemberian makan ke anak," imbuh dia.
Oleh karena itu, Fiatiana merekomendasikan makanan sesuai anjuran Kemenkes RI dengan tambahan buah dan sayur.
Baca juga: Lurah Klaim Program Makanan Tambahan Tingkatkan Pertumbuhan 80 Persen Anak Stunting di Bungur
"Alhamdulillah mereka berubah dengan adanya kenaikan berat badan anak mereka per dua minggu itu," ujar dia.
Kenaikan berat badan anak dirasakan oleh Tiah (36), ibunda dari R (4). Tiah mengaku putra keduanya itu memang sulit makan.
"Anak saya memang makannya susah, beratnya enggak naik-naik. Makan mah setiap hari, cuma susah, porsi dikit," imbuh dia.
Tiah mengakui, awalnya dia tidak mengetahui anaknya kekurangan gizi sebelum ikut program PMT.
"Pas ikut program baru ketahuan kekurangan gizi, sebelumnya saya enggak tahu, ngasih makan saja, jarang nimbang juga saya, ternyata beratnya kurang," tutur dia.
Baca juga: Soal Menu Cegah Stunting, Walkot Idris: PMT Cuma Makanan Tambahan, Bukan Makanan Pokok
Karena itu, Tiah bersyukur berat badan anaknya kini terus naik dari 13 kilogram menjadi 13,25 kilogram setelah mendapatkan asupan makanan dan edukasi.
Sebagai informasi, kegiatan ini bekerjasama dengan Puskesmas Jati Warna, Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Kegiatan PMT berjalan selama tiga bulan dengan pemberian makanan di siang dan sore, setiap hari.
Progam ini sekaligus mengajak masyarakat luas untuk peduli terhadap sesama, terutama bagi para penerus bangsa.
Kompas.com membuka kesempatan para pembaca dapat berkontribusi langsung mencegah stunting dengan cara klik di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.