JAKARTA, KOMPAS.com - K alias A (11), seorang anak yang tewas dianiaya ayahnya, Usmanto (43) dikenal sebagai sosok yang menyenangkan dan rajin membantu para tetangganya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Istri Ketua RT setempat bernama Haria (39) mengatakan, K rajin membantu warga setempat untuk membeli sesuatu. Terkadang, dia juga ikut berpartisipasi gotong royong ketika ada kegiatan.
“Selama ini, dia sering bantu warga sini. Misalnya, ‘tolong beliin ini’. Nanti dia berangkat, terus dikasih uang buat jajan. Anak itu enggak pernah nakal kayak ambil duit orang lain,” ujar Haria saat ditemui di rumah duka, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/12/2023).
Baca juga: Kronologi Ayah di Muara Baru Aniaya Anak hingga Tewas, Emosi Dengar Tetangga Adukan Kelakuan Korban
Meski memiliki keterbatasan fisik, K dikenal sangat aktif dan gampang bergaul dengan warga setempat. Bahkan, K berinisiatif mencari uang untuk sang ibu.
“Wah aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” kata Haria.
“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” imbuh dia.
Hal tersebut juga diamini oleh tetangga lainnya. Salah satu tetangga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, K banyak dikenal oleh masyarakat sekitar.
K dikenal murah senyum dan gampang akrab meski memiliki keterbatasan berinteraksi secara verbal
“Terkadang, saya sama tetangga karaoke. Dia (K) kalau sudah ada lagu dangdut, itu paling senang dia. Nanti dia joget, terus saya sawer buat dia jajan. Ramai kalau ada dia dah,” ungkapnya.
Dari semua hal, K dikenal paling dekat dengan para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan.
Hampir setiap hari dia bermain bersama para petugas di Kelurahan Penjaringan.
“Dia memang dikenal banget di Kelurahan Penjaringan. Hampir setiap hari main. Terkadang dia kami mandiin, beliin baju, sendal,” ujar salah satu petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bernama Juanda di rumah duka.
Tak dapat dipungkiri bahwa banyak petugas PPSU Kelurahan Penjaringan yang hadir di rumah duka dan mengantarkan mendiang ke peristirahatan terakhirnya di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.
“Sumpah, dia baik banget sama kita-kita. Saya pun heran. Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba A beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” ungkap Juanda.
Dalam satu kesempatan, K sempat mengaku kepada petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bahwa dia ingin sekali menjadi petugas pemadam kebakaran.
“Dia paling senang nonton damkar di YouTube. Karena dia cita-citanya pengin jadi petugas damkar,” pungkas Juanda.
Meski merupakan penyandang disabilitas karena kesulitan berbicara, K sangat aktif dan gampang bergaul dengan warga setempat. Bahkan, K berinisiatif mencari uang untuk sang ibu.
Baca juga: Anak Tewas Dianiaya Ayah di Muara Baru, Ibu RT: Korban Penyandang Disabilitas
Haria mengungkapkan, K merupakan penyandang disabilitas. Hal tersebut terungkap saat wartawan bertanya tentang pendidikan terakhir K.
“Tadinya sekolah, cuma keluar (putus sekolah). Karena kan disabilitas, ngomongnya kurang jelas,” kata Haria di rumah duka.
Saat K masih berusia delapan bulan dan tengah belajar jalan, anak ketiga dari empat bersaudara itu tersiram air panas.
Musibah tersebut membuat K harus menjalani perawatan kurang lebih satu tahun.
Setelahnya, K sempat menjalani terapi berbicara. Namun, hasilnya tidak memuaskan sehingga A kesulitan berinteraksi secara verbal terhadap orang lain.
Isak tangis warga seketika pecah saat jenazah K tiba di mushala untuk dishalatkan.
Mobil ambulans yang membawa keranda K tiba di mushala pukul 15.30 WIB setelah melesat dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
“Nah, itu K. K, ya Allah, kasihan banget nasib kamu,” kata salah satu warga saat melihat ambulans tersebut.
Setelah ambulans berwarna putih itu terparkir dengan benar, keranda yang berisi jenazah K langsung diangkut untuk masuk ke dalam mushala.
Isak tangis langsung pecah. Beberapa warga langsung melontarkan kata-kata umpatan untuk Usmanto sebagai pelaku sekaligus ayah kandung K.
"Tega benar lu Usman sama anak sendiri, Ya Allah. Enggak punya hati,” sahut warga sambil menyeka air mata.
Warga memadati mushala untuk menshalatkan K. Lantunan ayat suci Al Quran nyaring terdengar untuk mendiang.
Kini, K sudah beristirahat dengan tenang di TPU Tegal Alur. Kompas.com berbelasungkawa atas kepergian K. Semoga K ditempatkan di sisi-Nya.
Baca juga: Ayah yang Aniaya Anak hingga Tewas di Muara Baru Ternyata Pencandu Narkoba
Usmanto (43) tega menganiaya anak ketiganya, K alias A (11) hingga tewas di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023).
Dugaan tindak pidana tersebut disaksikan oleh beberapa tetangga. Teriakan histeris tetangga terdengar saat Usmanto tega membanting K sampai mengeluarkan darah.
Penganiayaan ini dilatarbelakangi karena K yang sedang mengayuh sepeda lalu menabrak seorang anak laki-laki di dekat rumahnya.
Usmanto yang tengah duduk di atas sofa dan bermain gitar itu melihat kejadian dan mengetahui anaknya ditegur oleh orangtua tetangga.
Setelah kejadian, K langsung pergi. Sedangkan, Usmanto terlihat menaruh gitar dan beranjak dari sofa.
“Terus bapaknya enggak tahu ke mana. Tahu-tahu terdengar ‘gubrak’, suaranya kencang. Tetangga juga pada dengar kok,” ucap orangtua yang anaknya tertabrak, Hasan (50), saat ditemui di rumah duka.
Melihat hal tersebut, Hasan langsung menyarankan Usmanto segera membawa K ke rumah sakit terdekat. Ketiganya langsung melesat menggunakan sepeda motor dengan kondisi korban berdarah dan tak sadarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.