Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2023: Serial Killer Wowon Dkk, Berlatar "Penggandaan Uang" Berujung Nyawa Melayang

Kompas.com - 29/12/2023, 16:20 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

Satu korban berinisial NR (5) yang sempat kritis adalah anak kandung Wowon dan Ai Maimunah.

NR selamat karena hanya menyesap sedikit kopi beracun.

Baca juga: Wowon dkk Dituntut Hukuman Mati, Pembunuhan Sadis Jadi Alasan Pemberat

Dede Solehudin adalah adik dari pelaku Wowon. Ia juga sempat ditemukan tergeletak lemas bersama empat korban lain.

Rupanya Dede sengaja menenggak sedikit kopi itu agar ia dianggap sebagai korban. Namun setelah diselidiki, Dede termasuk komplotan Wowon.

Membunuh untuk menutupi pembunuhan lain

Fadil menuturkan, para pelaku tega membunuh anggota keluarganya sendiri karena para korban mengetahui tindak pidana lain yang dilakukan oleh pelaku.

Atas dasar itulah para pelaku menganggap para korban sebagai sosok yang berbahaya karena sewaktu-waktu dapat membocorkan kejahatan mereka.

"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui bahwa mereka melakukan tindak pidana lain dalam bentuk pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," ujar Fadil.

Baca juga: Penyesalan Wowon Bunuh Istri dan Anak, Kini Bungkam Jelang Tuntutan

Dari hasil pemeriksaan Wowon, diketahui bahwa mereka juga telah membunuh empat orang di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Selain di Cianjur, pelaku juga pernah melakukan aksi pembunuhan berantai terhadap dua orang dengan modus serupa di wilayah Garut, Jawa Barat.

Sehingga, total korban dalam kasus pembunuhan berencana Wowon dan "partner in crime-nya" menjadi sembilan orang.

Rayuan penggandaan uang

Setelah ditelusuri, serangkaian pembunuhan ini dilakukan Wowon dkk terkait praktik penipuan penggandaan uang yang mereka geluti.

Wowon dan kompolotanya mengelabui korban dengan iming-iming mereka bisa menggandakan uang dengan trik tertentu.

Wowon dkk akan meminta korban menemui mereka dan membawa sejumlah uang, lalu mempraktikkan trik memperbanyak uang dalam amplop.

Setelah itu, korban akan diminta menyetorkan uang secara rutin untuk diambil hasilnya kemudian hari.

Tidak hanya di situ, Wowon dkk juga mengajak korbannya merekrut pekerja migran lain untuk ikut serta, layaknya jaringan multilevel marketing (MLM).

"Tersangka melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang. Caranya mempraktikkan trik di hadapan para korban dengan menukar uang ke dalam amplop," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.

Baca juga: Lolosnya Wowon dkk dari Hukuman Mati, Pembunuh Berantai yang Habisi 9 Nyawa di Cianjur, Garut, dan Bekasi

Jika penipuan penggandaan uang itu diketahui korban, pelaku akan mengajak bertemu atau meminta korban melakukan ritual yang berujung menghilangkan nyawa.

Sejumlah ritual tersebut di antaranya meminum racun, hingga meminta korban menyeberangi lautan dan menceburkan diri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com