Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggantian Nama Halte Transjakarta Disebut Harus Disosialisasikan ke Masyarakat

Kompas.com - 15/01/2024, 18:30 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli mengatakan, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) harus melakukan sosialilasi penggantian sejumlah nama halte transjakarta di Ibu Kota.

Menurut Taufik, sudah ada beberapa pengguna transjakarta yang mengeluhkan soal perubahan nama halte.

"Transjakarta harus segera menanggapi soal keluhan. Misalnya dengan memberi sosialisasi kepada masyarakat dengan baik," ujar Taufik dalam keterangannya, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Perubahan Nama Halte Transjakarta, Ini Daftar Lengkapnya

Taufik menyayangkan perubahan nama-nama halte transjakarta di Ibu Kota dilakukan tanpa ada komuninasi antara PT Transjakarta dengan penumpang.

Ia berpandangan, sikap PT transjakarta bisa merugikan masyarakat yang menjadi calon penumpang angkutan umum tersebut.

"Saya menyayangkan, kenapa komunikasi PT Transjakarta dan penumpang ini tidak bagus. Pelanggan jadi dirugikan. Mereka jadi tidak tahu mau ke mana, gimana," kata Taufik.

Sejumlah halte transjakarta mengalami perubahan nama. Alasannya terkait penjualan hak penamaan atau naming right halte.

Halte yang selama ini berupa nama bangunan atau instansi, diubah menjadi nama kelurahan atau daerah.

Baca juga: Penggantian Nama Halte Transjakarta yang Kurang Cermat

Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan, perubahan nama halte ini dilakukan secara bertahap dan menjadi nama halte yang netral.

"Kami saat ini bertahap melakukan terutama yang direvitalisasi kita lakukan netralitasi terkait penamaan. Jadi yang sebelumnya ada nama perusahaan tertentu atau yang sifatnya komersial, kami netralisasi menjadi nama daerah setempat," ujarnya saat ditemui di Halte Tosari, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Mengacu pada aplikasi resmi Transjakarta (TiJe) dan merangkum keterangan dari sosial media resminya (@pt_transjakarta), berikut ini sejumlah nama halte Transjakarta yang mengalami perubahan.

Baca juga: Daftar Halte Transjakarta yang ada Musholla

Berikut sejumlah nama halte transjakarta di DKI yang diubah :

Koridor 1

Monas = Monumen Nasional

Kali Besar Barat = Kali Besar

Karet Sudirman = Karet

Dukuh Atas 1 = Dukuh Atas

Bank Indonesia = Kebon Sirih

Olimo = Taman Sari

Museum Fatahillah = Museum Sejarah Jakarta

Koridor 2

Deplu = Pejambon

Atrium = Senen Raya

Senen = Pasar Senen

ASMI = Perintis Kemerdekaan

Pulogadung 1 = Pulogadung

Cempaka Timur = Cempaka Mas

RS Islam = Sumur Batu

Cempaka Tengah = Cempaka Baru

Gambir 1 = Gambir

Koridor 3

RS Sumber Waras = Roxy

Indosiar = Damai

Grogol 1 = Grogol

Dispenda Samsat Barat = Pulo Nangka

Monas = Monumen Nasional

Koridor 4

TU Gas = Pemuda Merdeka

Kebon Pala = Matraman Baru

Pramuka LIA = Pramuka Sari

Pramuka BPKP = Simpang Pramuka

UNJ = Rawamangun

Pulogadung 2 = Pulogadung

Sunan Giri = Kayu Jati

Matraman 2 = Flyover Pramuka

Dukuh Atas 2 = Galunggung

Koridor 5

Jatinegara RS Premier = Jatinegara

Pasar Jatinegara = Bali Mester

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com