JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis jual beli makanan tak selamanya mulus. Suatu waktu pasti menemui kendala yang berujung pada kerugian.
Salah satunya dialami Neneng (43). Pemilik warung makan dengan model kerek yang terletak di tepian Kali Mampang, Kampung Kebalen VII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini beberapa kali menderita kerugian.
Kerugian yang acap kali diderita Neneng adalah kehilangan sejumlah uang yang diberikan konsumen.
Uang-uang itu bisa menghilang karena terbang akibat terbawa angin yang berhembus
“Meski tatap muka, kita kan berjarak sama pembeli, ada kali empat meter mah. Makanya, pas kita narik ember yang dihubungkan ke tali, kita enggak bisa kontrol terkadang. Namanya juga angin. Tahu-tahu terbang aja tuh duit,” ujar dia saat ditemui Kompas.com, Rabu (16/1/2024).
Selain uang terbang, kerugian lain yang muncul disebabkan ketika ember pengangkut makanan dan uang kembalian terjun bebas ke aliran kali.
Neneng menyebut, peristiwa ini sudah terjadi beberapa kali sejak warung makan yang dikenal dengan nama warung kerek dibuka pada 2014 lalu.
“Ada juga ember berisi makanan dan uang kembalian pelanggan yang jatuh. Ruginya kan jadi berkali-kali lipat tuh. Ember hanyut, makanan hanyut, uang hanyut,” tutur dia sambil tertawa.
Di lain sisi, Neneng juga pernah mengalami kerugian karena ada pelanggan yang tidak bayar.
Pelanggan itu bahkan memanfaatkan momentum untuk mengambil kembalian orang lain saat orderan sedang ramai-ramainya.
“Pernah ada pelanggan yang pesan, tapi dia enggak ngambil pesanan dia. Dia langsung ambil punya orang lain, plus kembaliannya juga. Kita rugi banget dah waktu itu,” keluh dia.
Baca juga: Cerita Pelanggan Jajan di Warung Kerek Jaksel: Duit Taruh Ember lalu Dikerek, Makanan Diantar...
Sebagai informasi, warung kerek milik Neneng tercetus ketika bedeng yang digunakannya untuk berjualan digusur.
Waktu itu, periode 2010-2014, Neneng sempat membuka warung makan di area pembangunan hotel dan gedung perkantoran yang berada persis di seberang rumahnya, yang terpisah oleh kali.
Namun, karena gedung yang dibangun sudah kokoh berdiri, bedeng tempatnya berjualan terpaksa digusur.
Sebelum digusur, ia sebenarnya telah ditawarkan untuk membuka kios di area gedung perkantoran, tetapi karena biaya sewa mahal, ia memilih untuk melanjutkan bisnisnya di depan rumah.
Ia kemudian memanfaatkan ember yang dikaitkan ke tali tambang untuk mengantarkan pesanan pembeli ke lahan seberang kali dan terpisahkan oleh tembok yang menjulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.