JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok jasad perempuan tanpa identitas yang ditemukan dalam sebuah peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih misteri.
Jasad wanita paruh baya dengan perawakan sedang itu ditemukan di terminal bongkar muat 01 Perca pada Selasa (16/1/2024) pukul 09.00 WIB.
Penemuan jasad ini berawal dari seorang petugas yang diminta atasannya untuk memuat barang di sebuah peti kemas.
Baca juga: Polisi Ungkap Ciri Fisik Jasad Wanita dalam Peti Kemas di Tanjung Priok
Saat membuka peti kemas itu, petugas terkejut melihat adanya mayat yang disertai bau busuk dan menyengat. Awalnya dia tidak yakin itu adalah mayat.
Setelah mendapat laporan, polisi mendatangi lokasi dan menemukan jasad tersebut dalam kondisi tersungkur dan lebam. Berikut fakta-faktanya:
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Krisnha menyatakan, tak tanda-tanda kekerasan pada jasad wanita tersebut.
"Dari pengamatan kami, kemarin juga ada beberapa saksi yang ikut lihat, secara kasat mata sejauh ini belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," kata Krisnha, Rabu (17/1/2024).
Meski begitu, jasad perempuan tersebut masih harus menjalani otopsi guna penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Jasad Wanita yang Ditemukan di Peti Kemas Tanjung Priok Baru Mulai Diotopsi Hari Ini
Berdasarkan hasil otopsi tim dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, wanita misterius itu diduga sempat mengalami kekurangan oksigen sebelum tewas.
"Hasil hasil pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dokter forensik RS Polri diketahui bahwa ditemukan tanda kekurangan oksigen pada jenazah sebelum meninggal dunia," kata Krisnha, Kamis (18/1/2024).
Saat ini, jasad perempuan tersebut berada di RS Polri Kramatjati untuk diotopsi guna penyelidikan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil otopsi RS Polri Kramatjati, dokter memperkirakan jasad yang ditemukan dalam peti kemas itu sudah tewas sejak sepuluh pekan lalu.
"Dari pengamatan tim dokter forensik RS Polri Kramatjati, ditinjau dari bentuk, warna kulit dan lainnya, usia kematian jenazah diperkirakan dua hingga 10 minggu," ungkap Krisnha.
Berdasarkan hasil identifikasi awal, korban memiliki perawakan sedang dengan tinggi 150-160 sentimeter, berusia sekitar 50 hingga 65 tahun.
"Terdata bahwa perempuan itu orang Indonesia dengan ras mongoloid. Warna kulitnya tidak kelihatan karena sudah mengalami proses pembusukan bahkan mumifikasi," kata Krisnha