Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yultifeni, Kader yang Hibahkan Kamar dan Halaman Kosnya untuk Tempat Posyandu

Kompas.com - 24/01/2024, 19:09 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - “Selagi masih hidup, saya mau berguna untuk orang banyak.”

Hal itu dikatakan Yultifeni, salah satu kader Posyandu Pondok Anggur 2, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, saat berbicara mengenai asal-muasal lokasi posyandu.

Yulti, sapaan akrabnya, mengaku, telah menghibahkan sebagian lahan rumah kos miliknya untuk dijadikan lokasi Posyandu Pondok Anggur 2.

Hal ini mulai dilakukan semenjak dirinya terdaftar sebagai kader posyandu pada 2016 lalu.

“Dulu enggak di sini, tetapi karena lokasi lama terlalu kecil, ibu-ibu akhirnya meminta bantuan kepada saya untuk menggunakan halaman kos,” ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Posyandu di Jaksel Berhasil Tuntaskan Kasus Stunting, Kader: Tiap Hari Dikasih Susu, Telur, dan Ikan

Tak butuh waktu lama bagi Yulti untuk memutuskan hal itu.

Selang beberapa pekan, ia menerima permintaan dari para kader dan warga untuk memindahkan lokasi posyandu ke kosan dua lantai miliknya.

“Saya persilahkan, monggo saya bilang. Hitung-hitung menjadi ladang pahala bagi saya dan keluarga,” tutur dia.

Tak minta biaya sewa

Setelah delapan tahun berlalu, sejak Posyandu Anggur 2 pindah ke halaman rumah kosannya, Yulti mengaku, tak pernah meminta uang sepeser pun.

Baca juga: Para Ibu di Pondok Labu Belajar Menu MPASI untuk Cegah Stunting, Diingatkan Beri Ikan pada Anak

Menurutnya, tak patut untuk mengambil uang dari kegiatan sosial seperti ini.

“Kalau orang nyari aji mumpung, bisa saja saya mintai uang sewa. Tapi saya enggak mau, ini untuk amal saya dan demi kemajuan serta membangun anak-anak yang berkualitas,” tegas dia.

Di lain sisi, penghuni kosan bahkan tak pernah mempermasalahkan adanya alih fungsi halaman kosan menjadi aktivitas posyandu

Terlebih, posyandu hanya beraktivitas saat waktu libur saja.

“Aktivitas posyandu kan sebulan sekali rutinnya, pas hari libur juga. Jadi tidak ada yang keberatan,” ungkap dia.

Kosongkan kamar kos untuk alat

Tak hanya mempersilahkan aktivitas posyandu di halaman rumah kosmya, Yulti turut mengosongkan satu kamar kos untuk menyimpan alat-alat posyandu.

Kamar dengan luas kira-kira 4×6 itu telah dihibahkan Yulti sejak bertahun-tahun lalu.

“Jadi kamar ini multifungsi, bisa jadi gudang, bisa jadi ruang pertemuan, intinya segala kegiatan posyandu,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com