Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah SMP Diduga Cabuli Anak TK di Ciracas, Saksi Tidak Berdaya Minta Tolong

Kompas.com - 25/01/2024, 07:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi disebut tidak mendengar suara apa pun saat terjadinya dugaan pencabulan terhadap anak perempuan berinisial S (6), oleh anak laki-laki berusia 14 tahun.

Anak TK itu diduga dicabuli oleh seorang bocah SMP di pinggir Kali Cipinang, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024) sore.

"Enggak ada mendengar suara apa pun dan suara minta tolong. Justru yang minta tolong itu saksinya," ungkap Sumarsono (62) selaku Ketua RT setempat di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2024).

Sebagai informasi, saksi peristiwa itu merupakan seorang perempuan hamil yang sedang mencuci baju di lantai dua rumahnya.

Baca juga: Bocah SMP Diduga Cabuli Anak TK di Pinggir Kali Cipinang, Terekam Kamera Warga

Kebetulan di belakang rumahnya ada jendela yang menghadap langsung ke kebun kosong, lokasi terjadinya aksi pencabulan itu.

Menurut pengakuan saksi, kata Sumarsono, yang bersangkutan tidak bisa melerai terduga pelaku dan korban.

Sebab, saksi harus turun dan berjalan memutar ke arah belakang rumahnya. Jarak yang cukup jauh untuk seorang perempuan hamil.

Karena itu saksi hanya bisa merekam dan memotret peristiwa itu sebagai barang bukti. Lalu, ia meneriaki terduga pelaku dan korban hingga mereka bubar sendiri.

"Dia itu inginnya enggak melakukan itu (merekam aksi sebagai bukti) karena enggak baik," jelas Sumarsono.

Baca juga: Trauma, Bocah 12 Tahun Korban Pencabulan Ayah Tiri di Jaksel Tak Bisa Tidur dalam Keadaan Gelap

"Karena dia tidak berdaya menolong, karena faktor hamil, dia putuskan untuk merekam (dan meneriaki pelaku)," imbuh dia.

Sumarsono tidak hadir di lokasi, sehingga tidak tahu apakah saksi masih berada di dalam rumah atau sudah keluar.

Saksi hanya menceritakan kepada Sumarsono bahwa dia berteriak minta tolong kepada warga lainnya untuk mengusut kasus pencabulan itu.

"Dia teriak minta tolong, tapi orang sekitar enggak ada yang paham, mungkin karena menggebu-gebu. Akhirnya saya ditunjukkan videonya," kata Sumarsono.

Baca juga: Anaknya Jadi Korban Pencabulan, Ibunda: Kalau Lihat Medali, Sedih Hati Saya

Menurut dia, pengungkapan lebih lanjut sudah menjadi ranah polisi yang lebih masih dalam melakukan penyelidikan.

"Kami serahkan ke Polres biar polisi yang memperjelas kasus ini," tegas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com