Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Nekat Komplotan Copet, Beraksi Saat Debat Cawapres di JCC dengan Menyamar sebagai Wartawan

Kompas.com - 01/02/2024, 15:32 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menangkap komplotan copet yang beraksi saat acara debat calon wakil presiden (Cawapres) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

Komplotan copet itu ditangkap usai menggasak ponsel milik seorang wartawan yang tengah melakukan wawancara.

Kronologi

Baca juga: Polisi Tangkap Komplotan Copet yang Pakai Kartu Pers Palsu saat Debat Cawapres di JCC

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan komplotan copet itu terdiri dari tiga orang, yakni A, TB, dan GY.

A dan TB berperan untuk melakukan aksi pencopetan, sedangkan GY menjadi penadah yang menampung hasil kejahatan.

Modus yang dilakukan A dan TB adalah memanfaatkan kerumunan wartawan yang tengah melakukan tugas peliputan dengan narasumbernya.

"Pada saat itu korban (wartawan) meliput kegiatan daripada debat cawapres. Kemudian pada saat situasi ramai, korban pada saat itu mengecek handphone yang ada di kantongnya ternyata handphone-nya sudah hilang," ujar Wira kepada wartawan, Rabu (31/1/2024).

"Korban langsung melaporkan ke Polda Metro Jaya," tambah dia.

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap tiga pelaku.

Baca juga: Komplotan Copet Pakai Kartu Pers Palsu untuk Permudah Akses Masuk Debat Cawapres di JCC

Pura-pura jadi wartawan

Dalam menjalankan aksinya, para pelaku berpura-pura menjadi seorang wartawan.

Mereka menggunakan id pers palsu agar bisa berkerumun dengan pewarta yang lain.

"Mereka masuk ke dalam area itu dengan menggunakan name tag pers palsu. Ini sudah kita sita sehingga mereka memudahkan untuk melakukan aksinya, untuk kasus ini tentunya dlm proses pengembangan," jelas Wira.

Wira berujar, polisi belum mengetahui dari mana pelaku mendapatkan kartu pers palsu itu.

"Id palsu dapat dari mana nanti akan kami dalami lebih lanjut. Kami masih kembangkan ke kejadian lainnya," tuturnya.

Baca juga: Tiga Wartawan Jadi Korban Copet Saat Meliput Pendaftaran Capres-Cawapres

Atas perbuatannya, ketiga pelaku dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Mereka terancam hukuman tujuh tahun penjara.

(Tim Redaksi: Rizky Syahrial, Akhdi Martin Pratama, Jessi Carina, Abdi Ryanda Shakti, Willem Jonata (Tribunnews.com))

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com