Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM UI Kecewa Narasi dan Pesan Perpecahan Semakin Terasa Menjelang Pemilu 2024

Kompas.com - 02/02/2024, 13:11 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Larissa Huda

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Mendekati Pemilihan Umum 2024, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kecewa dengan dinamika politik yang tengah terjadi.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Verrel Uziel menilai, narasi dengan pesan perpecahan semakin terasa mendekati pesta demokrasi tahun ini.

Pasalnya, kata Verrel, perkelahian narasi di media antar pasangan calon dengan landasan fakta ataupun kebohongan terus digaungkan.

Baca juga: Mendekati Pemilu 2024, BEM UI Kecewa Peran Rakyat yang Hanya Dijadikan Penonton Drama Para Elit

"Tanpa mereka sadari, apa yang mereka lakukan semakin memperbesar celah perpecahan pada lapisan masyarakat," tutur Verrel dalam keterangannya, Jumat (2/2/2024).

Yang terjadi saat ini, kata Verrel, penguasa tak sungkan menunjukkan keberpihakannya, narasi politik identitas, diutamakannya kepentingan para elit.

Padahal, kata dia, pemerintah seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga iklim demokrasi di Indonesia yang jujur dan adil bagi semua pihak.

Pemerintah semestinya menjadi tempat menemukan jawaban atas kegamangan rakyat mencari kebenaran. Kenyatannya, yang terjadi justru sebaliknya.

Pihak yang telah merasakan menjadi bagian pemerintah, kata dia, juga sudah sepantasnya sadar menjalankan peran tersebut.

Baca juga: Sivitas Akademika UI Singgung Kebebasan Berekspresi yang Tertindas dan Keserakahan

BEM UI berpadangan, Pemilu 2024 akan berjalan jujur dan adil apabila rakyat diberikan ruang yang cukup untuk berpikir dengan kritis.

Selain itu, partisipasi dalam proses demokrasi juga harus meningkat dan makna hukum yang sesuai dengan pandangan keadilan pribadinya secara bebas.

Dengan memberikan kebebasan ini, kata Verrell, diharapkan setiap suara yang terdengar dalam Pemilu mencerminkan kehendak murni rakyat.

"Serta mendorong terbentuknya kebijakan yang responsif, dan memastikan terwujudnya sistem demokratis yang sejati dan inklusif," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com