Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Keras dari Mahasiswa Bekasi-Karawang, Sebut Jokowi Sayang Anak, tapi Tak Sayang Rakyat...

Kompas.com - 07/02/2024, 08:27 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aliansi gabungan mahasiswa lintas Bekasi-Karawang menggelar aksi demo di Jalan Cut Mutia, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (6/2/2024) sore.

Puluhan mahasiswa itu untuk menyikapi situasi politik yang terjadi di Tanah Air belakangan ini terutama pada masa Pemilu 2024.

Selama kurang lebih dua jam demonstran berorasi di Jalan Cut Mutia. Orasi mereka merupakan bentuk kekecewaan berkait netralitas Joko Widodo sebagai presiden Republik Indonesia.

Baca juga: Mahasiswa Bekasi-Karawang Bagi-bagi Selebaran Berisi Lima Dosa Politik Jokowi

Minta Jokowi bersikap netral

Syahran, perwakilan dari Universitas Singaperbangsa Karawang mengingatkan Jokowi sebagai Kepala Negara, agar bersikap netral dan segera kembali kepada koridor demokrasi yang sehat.

"Untuk itu Aliansi Bakar mengingatkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk segera kembali kepada koridor demokrasi yang sesuai amanat Undang-Undang," paparnya.

Para demonstran membawa spanduk bertuliskan "Kembalikan Demokrasi" dan "Tolak Dinasti Politik".

Selain itu, ada pula mahasiswa yang memegang spanduk dengan tulisan "Jokowi Mencederai Demokrasi" dan menyebarkan selebaran berisi "Lima Dosa Politik Jokowi".

Baca juga: Aliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang Minta Jokowi Netral dan Kembali ke Koridor Demokrasi

Keberpihakan Presiden Jokowi

Menurut Syahran, Jokowi saat ini menunjukkan keberpihakannya dan seolah melepaskan jabatannya sebagai pejabat negara.

Lebih lanjut, Jokowi dinilai para mahasiswa sedang "bertugas" sebagai seorang ayah yang membantu sang anak melalui kekuasaannya.

"Presiden saat ini berpihak, presiden bukan lagi sebagai pejabat publik. Presiden saat ini menjadi seorang ayah yang ingin melakukan kekuasaannya demi seorang anak," ujarnya.

Para demonstran juga menilai saat ini Jokowi sudah tidak sayang lagi kepada rakyatnya karena hanya mementingkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Mahasiswa: Ketua MK dan KPU Melanggar Etik, Kini Siapa yang Bisa Kita Percaya?
"Jokowi sayang anak, tapi Jokowi tidak sayang rakyat untuk saat ini," ucap Syahran.

Selebaran berisi "Lima Dosa Politik Jokowi"

Selain membawa spanduk, demonstran juga membagikan selebaran kepada pengguna jalan yang berisikan "Lima Dosa Politik Jokowi.

"Isinya di sini ada lima dosa politik Jokowi, yang pertama mendukung capres penculikan aktivis 98 dan pelanggaran HAM," ujar Syahran.

Dosa kedua, yakni Jokowi dinilai membangun politik dinasti sebagai salah satu cara upaya dari penguasa untuk melanjutkan kekuasaannya dengan berbagai cara.

"Jokowi memang tidak melanggar hukum, tetapi Jokowi melanggar etika moralitas berbangsa dan bernegara," ujar Syahran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com