Agar bisnis keluarganya tetap bertahan, sepanjang tahun, di setiap hari-hari besar, tokonya selalu menyajikan berbagai macam jenis kue.
Tak hanya saat perayaan Imlek, beragam jenis kue dijual saat Lebaran hingga Natal.
"Toko ini musiman, jadi kalau Imlek kita ikutan Imlek. Kalau Lebaran, kita jualan parcel. Kalau Natal, juga kita jualan parcel, nanti bulan delapan kita jual kue bulan, ikut lagi," tutur Michael.
"Memang khas toko ini ikutan musim. Pelanggannya juga berubah-ubah, jadi ikutin momen," sambung dia.
Menjelang Imlek ini, kue keranjang dan pernak-pernik paling dicari para pembeli.
Dalam sehari, puluhan kue yang dibanderol Rp 45.000 hingga Rp 48.000 per kilogram ludes terjual.
Baca juga: Sambut Imlek, Ancol Tambah Wahana Pertunjukan Barongsai di Dalam Air
Namun sebaliknya, penjualan alat sembahyang di toko Michael justru menurun tahun ini.
Menurut Michael, belum banyak warga Tionghoa yang membeli perlengkapan sembahyang.
"Saat ini penjualan terutama alat-alat sembahyang turun," ujar dia.
Menghadapi naik turunnya omzet penjualan, Michael beraharap pada perayaan di Tahun Naga Kayu yang baru ini, keberkahan dan kemajuan dirasakan seluruh umat.
Terutama para pengusaha yang tengah merangkak naik usai dihantam pandemi Covid-19 di tahun 2020, lalu.
"Biar ramai lagi orang usaha, apalagi semenjak Covid semua orang tabungannya terkuras supaya lebih banyak dan ramai kalau usaha," tutur Michael.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.