Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Mengaku Tak Punya Target Masuk Kabinet jika Ganjar-Mahfud Menang Pilpres

Kompas.com - 09/02/2024, 22:55 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno mengaku tidak punya target masuk kabinet jika pasangan calon (paslon) nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pengakuan ini disampaikan Sandiaga ketika ditanya apakah ia mempunyai harapan seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ingin menjadi jaksa agung jika Ganjar-Mahfud MD menang.

“Saya tidak ada target. Saya akan selesaikan tugas saya sebagai Bapilu untuk Pilpres dan Pileg dan untuk Pilkada di akhir tahun. Tugas sebagai menteri (pariwisata) ini sampai Oktober 2024, dan amanah ini akan saya selesaikan,” kata Sandiaga di Kantor DPW PPP DKI Jakarta, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur, Jumat (9/2/2024).

“Dan alhamdulillah, ini bentuk komitmen dari PPP sebagai partai pendukung pemerintah,” imbuh dia.

Baca juga: Pidato di Acara PPP, Sandiaga: Insya Allah, Wamenag Saiful Rahmat Jadi Gubernur DKI Selanjutnya

Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga mengeklaim bahwa belum ada pembicaraan internal di Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengenai kursi kabinet.

Oleh karena itu, ia mengimbau semua pihak jangan berandai-andai terlebih dahulu.

“Belum ada. Jadi, jangan berandai-andai. Kami kerja keras dulu, jangan kami mencari jabatan, mencari kekuasaan. Tapi, ini adalah bagian dari pengabdian dan pengorbanan,” kata Sandiaga.

Diberitakan sebelumnya, Ahok mengaku lebih memilih menjadi jaksa agung daripada ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal itu disampaikan Ahok ketika menjawab pertanyaan soal tawaran menjadi ketua KPK jika pasangan calon yang didukungnya, Ganjar-Mahfud MD, memenangi pilpres.

"Seandainya Ganjar-Mahfud menang, terus Bapak ditunjuk jadi ketua KPK, apa yang akan pertama kali dilakukan Pak?" tanya salah satu panelis di acara "Ahok is Back" di Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Bila Ditawari Jabatan, Ahok Lebih Pilih Jadi Menkeu atau Jaksa Agung

Menjawab pertanyaan itu, Ahok menegaskan tidak ingin berandai-andai. Sebab, dia pernah ditawari jabatan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018.

"Saya tanya Pak Jokowi, 'Pak Jokowi pengin saya bantu apa?' (Lalu dijawab,) 'Pak Ahok mau bantu apa?' (Saya jawab,) 'Saya mau bantu industri-industri tidak bangkrut, Pak'. Ini cerita dalam tahanan lho, 2018," ujar Ahok.

Ahok kemudian menjelaskan alasan ingin membantu di bidang industri. Menurut Ahok, impor sudah sangat masif masuk Indonesia sehingga mematikan industri kecil.

Oleh karena itu, Ahok berpikir harus ada pejabat Bea dan Cukai yang berani mengambil kebijakan.

Ahok mengatakan, saat itu dia menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa ingin menjadi Direktur Jenderal Bea Cukai.

"Makanya saya mau jadi Dirjen Bea Cukai. Saya jamin penyelundupan setop. Karena zaman Pak Harto (Presiden Kedua RI Soeharto) itu dulu penyelundupan subversif, mematikan industri, membuat PHK begitu banyak, membahayakan hidup orang banyak. Semua penjualan akan macet dan semua akan turun. Negara bisa bangkrut," kata Ahok.

Baca juga: Penjelasan Ahok soal Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja

Akan tetapi, menurut Ahok, dia tidak bisa menjadi Dirjen Bea Cukai karena terbentur usia.

Oleh karena itu, dia harus masuk ke bidang lain jika nantinya ditawari untuk membantu pemerintahan Ganjar-Mahfud.

Namun, Ahok menegaskan bahwa dia tidak ingin menjadi ketua KPK. Sebab, keputusan di KPK harus diambil secara kolektif kolegial.

"Nah, kalau ketua KPK ini kolektif. Enggak ada guna. Lu kalau nawarin gue jadi jaksa agung dong," ujar Ahok disambut tepuk tangan hadirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Megapolitan
Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com